Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

PVMBG: Fase Erupsi, Gunung Agung Masih Bisa Meletus Setiap Saat

PVMBG membantah kemungkinan potensi terjadinya guguran awan panas karena kawah Gunung Agung belum terisi penuh oleh lava.

3 Juli 2018 | 16.24 WIB

Api membakar hutan lereng Gunung Agung setelah terjadi lontaran batu pijar dari kawah, yang terlihat dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Selasa, 3 Juli 2018. ANTARA
Perbesar
Api membakar hutan lereng Gunung Agung setelah terjadi lontaran batu pijar dari kawah, yang terlihat dari Desa Culik, Karangasem, Bali, Selasa, 3 Juli 2018. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Bandung- Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani mengatakan saat ini Gunung Agung masih dalam fase erupsi. “Karena statusnya di Level III, Siaga, potensi erupsi masih mungkin terjadi setiap saat dalam skala ini,” kata Kepala Pusat Vulkanologi Dan Mitigasi Bencana Geologi, Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral, Kasbani saat dihubungi Tempo, Rabu, 3 Juli 2018.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

PVMBG memperkirakan masih akan ada letusan eksplosif tapi dengan ketinggian kolom asap sampai seribu sampai 2.500 meter. “Kemungkinan satu saat ada strombolian lagi karena magmanya encer.”

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melaui citra satelit, PVMBG mendapati erupsi efusif atau aliran lava di kawah Gunung Agung. Pada periode sejak 28 Juni 2018 hingga 1 Juli 2018, lava yang mengalir diperkirakan menembus 4-5 juta meter kubik. Total volume lava yang mengisi kawah Gunung Agung sejak 21 November 2017 hingga 1 Juli 2018, mencapai 27-28 juta meter kubik, setara hampir 50 persen volume kawah Gunung Agung dengan volume kosong sekitar 60 juta meter kubik.

Kedalaman kawah Gunung Agung 85-90 meter. Energi thermal dari hotspot atau titik api di puncak Gunung Agung sempat tercatat menembus 819 MW, kendati kini sudah menurun hingga 58 Mega Watt. Hanya sebagian lava di kawah itu sudah membeku.

Baca: Gunung Agung Erupsi Lagi, Ini Rute Lontaran ...

Kasbani menepis kemungkinan potensi terjadinya guguran awan panas karena kawah Gunung Agung belum terisi penuh oleh lava. Guguran awan panas itu bisa terjadi jika ada kubah lava yang tidak stabil. Saat ini kawah baru terisi kurang dari separuh.

Kalau ditambah dengan erupsi 2017, efusi Senin kemarin bertambah menjadi 4 juta meter kubik. “Masih kurang dari separuh volume kawah.” Lava akan gugur atau meleleh jika kawah sudah penuh. 

Baca: Gunung Agung Erupsi Strombolian, Ini ...

Guguran awan panas akibat letusan juga relatif masih kecil potensinya. Tekanan magma masih belum besar. “Indikasinya dari gempa-gempa vulkanik dengan frekwensi tinggi masih belum signifikan,” kata Kasbani.

Kasbani mengatakan saat ini sistem Gunung Agung sudah terbuka. Peningkatan aktivitas di tubuh gunung itu akan mudah memicu erupsi. “Sistemnya karena sudah terbuka, setiap peningkatan aktivitas di bawah, sedikit saja akan keluar sebagai erupsi,” kata dia.

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus