Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

politik

PWI Gelar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024: 5 Kriteria Karya Jurnalistik Utama, Pers kampus dan Jurnalisme Warga Bisa Ikut

PWI kembali gelar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 sebagai lomba karya jurnalistik. Pers kampus dan jurnalisme warga bisa mengikuti pula.

2 Agustus 2024 | 10.22 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kembali menggelar Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024. Lomba bergengsi sejak 1974 ini memperebutkan hadiah ratusan juta rupiah untuk lima juara kategori utama dan dua pemenang penghargaan khusus.

“Anugerah Adinegoro adalah ajang penghargaan jurnalistik tertinggi di Indonesia. Pemenang Adinegoro mencerminkan karya jurnalistik nomor satu,” kata Ketua Umum PWI Pusat, Hendry Ch Bangun, pada Kamis, 1 Agustus 2024 di Jakarta.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 dilangsungkan terpisah dari Hari Pers nasional (HPN) yang jatuh setiap 9 Februari untuk memfokuskan karya jurnalistik terbaik di era disrupsi.

“Anugerah Adinegoro 2024 memang diadakan terpisah dengan HPN untuk lebih menghidupkan spirit jurnalistik Adinegoro, tidak hanya di kalangan wartawan muda, tetapi juga masyarakat luas,” terangnya. 

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 terbuka untuk semua wartawan Indonesia yang memperlombakan lima kriteria karya jurnalistik utama, yaitu:

  1. Karya Jurnalistik Media Cetak
  2. Karya Jurnalistik Media Daring/Siber
  3. Karya Jurnalistik Media Video
  4. Karya Jurnalistik Media Audio
  5. Karya Jurnalistik Foto

Anugerah Jurnalistik Adinegoro 2024 untuk pertama kali mengajak pers kampus meraih Penghargaan Khusus untuk mendorong minat milenial serta Gen Z terhadap jurnalisme dan kepedulian sekitar. Pemenang setiap kategori akan mendapatkan Piala Adinegoro dan hadiah uang Rp100 juta. Selain itu, PWI Pusat juga pertama kali mengundang karya dari jurnalisme masyarakat melalui media sosial. Dua kategori ini akan memperebutkan Penghargaan Khusus dan hadiah uang masing-masing Rp25 juta.

“Agar gaung event Anugerah Adinegoro lebih bunyi dan tetap update mengikuti tren, PWI juga memberikan penghargaan khusus untuk pers kampus dan jurnalisme warga,” kata Hendry.

Adapun, Tema Anugerah Jurnalistik Adinegoro adalah “Pers dan Demokrasi”, sedangkan untuk pers kampus dan jurnalisme warga bertajuk “Gen Z Peduli Jadi Warga Dunia”. Peserta mengirimkan karya mulai 1 Agustus sampai 31 Desember 2024 melalui laman https://s.id/ADINEGORO2024 dan pemenangnya akan diumumkan pada 15 Januari 2025.

Terdapat kriteria lomba yang harus dipenuhi peserta Anugerah Adinegoro 2024, yaitu karya jurnalistik mendalam (indepth news) dengan prinsip “investigasi, kolaborasi, dan inovasi” yang mengutamakan inovatif dan kolaboratif. Karya ini melibatkan penyelidikan mendalam isu secara kolaboratif dan memanfaatkan inovasi metodologi, teknologi, atau cara penyajian.

Sementara itu, karya jurnalistik pers kampus lebih mengutamakan kepedulian Gen Z menjadi warga dunia sejalan dengan semangat Adinegoro selama menjadi mahasiswa STOVIA. 

Adinegoro

Adinegoro (14 Agustus 1904-8 Januari 1967) yang memiliki nama lahir Djamaluddin menjadi inspirasi mahasiswa Indonesia, terutama dari ilmu komunikasi atau jurnalistik pada akhir 1990-an. Buku karyanya yang paling terkenal adalah Falsafah Ratu Dunia (1949) dan Publisistik dan Jurnalistik (1961). Namun, buku-buku Adinegoro hilang dari peredaran publik dan tergantikan literatur baru penulis dalam negeri. 

Melalui karya tulis ciptaannya, Adinegoro mendorong peran anak muda dalam budaya untuk membangun negara dan bangsa. Sampai akhir hayatnya, Adinegoro menulis 25 buku dengan berbagai genre, seperti novel, atlas, ensiklopedia, dan buku teks.

Anugerah Jurnalistik Adinegoro

Anugerah Jurnalistik Pembangunan Adinegoro dimulai pada 1974 oleh PWI Cabang Jakarta Raya. Pada 1994, penyelenggaraan lomba ini dialihkan kepada PWI Pusat dan menjadi rangkaian HPN. Awalnya, lomba ini dikhususkan untuk karya tulis bidang pembangunan. Lalu, pada 1997, terdapat penambahan lomba berupa Lomba Karya Tulis Anugerah Zulharmans untuk film, musik, dan pariwisata. Namun, dua anugerahi ini sempat terhenti pada 2006-2008 karena karya tulis bidang pembangunan sangat sedikit. 

Pada 2009, nama lomba berubah menjadi Anugerah Jurnalistik Adinegoro yang bukan khusus bidang pembangunan, melainkan mengangkat tema kemanusiaan dan demokrasi. Anugerah ini bertujuan untuk memajukan profesionalisme pers atau media massa dan secara khusus memajukan penulisan serta reportase berita Indonesia dengan prinsip jurnalisme.

Pilihan Editor: Majalah Tempo Terima Piala Anugerah Jurnalistik Adinegoro di Hari Pers Nasional

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus