Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
WAKIL Presiden Gibran Rakabuming Raka diisukan akan bergabung dengan Partai Golkar melalui sayap Partai Golkar, yaitu Musyawarah Kekeluargaan Gotong Royong atau MKGR. Kabar itu berkembang setelah salah satu organisasi kemasyarakatan (ormas) pendiri Partai Golkar itu mengundang Gibran menghadiri puncak HUT ke-65 yang digelar pada Sabtu, 18 Januari 2025.
Namun Gibran tidak hadir dalam acara yang digelar di Hotel Shangri-La, Jakarta itu. Adapun perwakilan Istana Kepresidenan yang hadir adalah Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni Raffi Ahmad.
Sebelumnya, Ketua Umum MKGR Adies Kadir mengatakan organisasinya terbuka kepada siapa pun yang ingin bergabung dengan ormas tersebut.
“Ini kan dinamika politik berkembang,” kata Adies saat memberikan keterangan di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta Pusat, Rabu, 15 Januari 2025.
Belakangan Adies Kadir membantah undangan yang ditujukan kepada Gibran dalam acara HUT MKGR sebagai isyarat bergabungnya Gibran dengan MKGR. Dia juga menegaskan belum ada informasi apa pun yang memastikan soal bergabungnya putra sulung Jokowi itu ke Partai Golkar.
“Diundang kan tidak mesti diartikan bergabung,” kata Adies di kantor DPP Partai Golkar, Jumat, 17 Januari 2025.
Gosip bakal bergabungnya Gibran dan Jokowi dengan Golkar lewat MKGR itu mendapat tanggapan dari berbagai kalangan.
Ahok: Bagus, Biar Jelas Partainya
Ketua DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok merespons kabar akan bergabungnya Gibran ke MKGR. Gibran adalah mantan kader PDIP, yang kini menjabat sebagai wakil presiden.
Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan bergabungnya Gibran ke Golkar melalui sayap partai sah-sah saja.
“Bagus dong kalau gitu. Jadi jelas partainya,” kata Ahok saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Sabtu, 18 Januari 2025.
Maman Abdurrahman Sebut Belum Ada Pembahasan Soal Gibran Masuk Golkar
Adapun Ketua DPP Partai Golkar Maman Abdurrahman mengaku belum mendengar isu Gibran akan bergabung dengan Golkar. Dia mengatakan kehadiran Gibran ke acara MKGR pada Sabtu untuk mewakili Presiden Prabowo Subianto yang berhalangan.
“Setahu saya belum ada pembahasan ke arah situ. Tapi setahu saya kehadiran Mas Gibran mewakili pemerintah untuk hadir di acara,” kata Maman di Istana Kepresidenan, Jumat, 17 Januari 2025.
Pakar Politik UI: Gibran Gabung Golkar Isu Lama, Tapi Realistis
Pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Cecep Hidayat mengatakan kabar Gibran akan bergabung dengan Partai Golkar adalah isu lama, tetapi bila benar terjadi maka merupakan pilihan realistis.
“Kalau ingin maju karier politiknya setelah 2029, tentu dari sekarang harus mempersiapkan diri dengan partai politik, dengan kendaraan politik. Nah, kendaraan politik itu yang paling mungkin, dan sebaiknya agak berpengaruh itu tentu saja dengan partai politik yang relatif besar,” kata Cecep saat dihubungi dari Jakarta pada Jumat seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan Golkar adalah partai yang dapat menjadi pilihan bagi karier politik Gibran karena menjadi tiga besar partai politik peraih suara terbanyak pada Pemilu 2024, yakni berada di nomor urut dua atau di bawah PDIP dan di atas Partai Gerindra.
Menurut Cecep, Golkar juga dapat memiliki keuntungan dengan bergabungnya Gibran sebagai kader partai. “Gibran punya daya tarik politik yang kuat karena dia merepresentasikan figur muda. Figur muda anak Presiden Ketujuh RI Jokowi, yang sekarang jadi Wapres,” ujarnya.
Cecep juga mengatakan Golkar dapat memanfaatkan sosok Gibran sebagai simbol regenerasi untuk menarik dukungan dari kalangan muda, dan memperkuat posisi sebagai salah satu aktor politik utama dalam pemerintahan maupun parlemen.
Meski demikian, dia mengatakan bergabungnya Gibran sebagai kader Golkar akan membuat hubungan partai itu dengan PDIP berubah. “Karena kita tahu, Gibran, Bobby (Nasution), dan Jokowi, itu kan mantan kader PDIP. Jadi, kalau melihat nanti Gibran bergabung ke Golkar, bisa jadi ada perubahan komunikasi antara PDIP dan Golkar,” katanya.
Pakar Politik Unand: Politik akan Semakin Dinamis
Guru Besar Ilmu Politik Universitas Andalas (Unand) Asrinaldi mengatakan, bila Gibran benar bergabung dengan Partai Golkar, maka dapat berdampak terhadap perpolitikan nasional.
“Jadi dampaknya itu adalah pada semakin dinamisnya politik ya,” kata Asrinaldi saat dihubungi dari Jakarta pada Jumat, 17 Januari 2025, seperti dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan bergabungnya Gibran ke Golkar menjadikan putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo alias Jokowi itu sebagai salah satu calon presiden pada Pemilu 2029.
“Dan itu yang kita dapat lihat nanti, persaingan kader-kader muda di partai politik yang ada dalam sistem politik,” ujarnya menjelaskan potensi persaingan pada pemilu mendatang.
Asrinaldi memandang wacana Gibran bergabung dengan Partai Golkar menarik untuk dicermati. Pertama, kata dia, bergabungnya Gibran akan menambah kekuatan Golkar dari segi basis politik, meskipun saat ini infrastruktur partai dinilai sudah kuat.
“Tidak bisa kita nafikan keberadaan Gibran dan ada kaitannya dengan Pak Jokowi sebagai mantan presiden, massanya masih ada ya, dan menurut saya tentu ini akan menambah suara Golkar di pemilu mendatang,” ujarnya.
Kedua, dia menuturkan bergabungnya Gibran akan membuat Golkar mendapatkan pilihan baru pada Pemilu 2029. Namun, dengan syarat kepemimpinan dan kemampuan Gibran sebagai Wapres dinilai baik oleh publik.
“Karena tidak ada lagi presidential threshold (ambang batas pencalonan presiden dan wakil presiden), jadi mau tidak mau partai politik akan berlomba-lomba untuk mencari kader terbaik yang bisa diterima oleh masyarakat,” kata dia.
Novali Panji Nugroho, Eka Yudha Saputra, Daniel Ahmad Fajri, dan Antara berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan editor: Reaksi Politikus DPR Soal Peluang MK Hapus Ambang Batas Parlemen
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini