Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Pendidikan

Rektor UI: Penjurusan SMA Mudahkan Siswa Masuk Kampus Sesuai Keahlian

Rektor UI mendukung sistem penjurusan SMA kembali diterapkan.

23 April 2025 | 13.49 WIB

Rektor Universitas Indonesia Heri Hermansyah seusai mengikuti silaturahmi dan diskusi rektor, pimpinan perguruan tinggi negeri, dan swasta se-Indonesia, dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto
material-symbols:fullscreenPerbesar
Rektor Universitas Indonesia Heri Hermansyah seusai mengikuti silaturahmi dan diskusi rektor, pimpinan perguruan tinggi negeri, dan swasta se-Indonesia, dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Jakarta, Kamis, 13 Maret 2025. Tempo/Imam Sukamto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Rektor Universitas Indonesia Heri Hermansyah mendukung sistem penjurusan SMA kembali di tetapkan. Menurut dia, sistem penjurusan lebih memberikan panduan yang jelas bagi seorang siswa untuk memilih peminatan di jenjang perguruan tinggi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Tentunya pada saat masuk ke universitas akan memudahkan si mahasiswa apabila dia saat SMA sudah terekspos dengan keilmuan yang mulai menjurus ke program studi," kata Heri dalam konferensi pers di Universitas Indonesia, Kampus Depok, Jawa Barat, Rabu, 23 April 2025. 

Heri menuturkan kurikulum yang diberlakukan saat ini menyebabkan terjadinya penurunan minat siswa terhadap bidang sains dan teknologi (saintek). Alasannya, menurut Heri, karena siswa sejak awal sudah diberikan pilihan mata pelajaran yang general, sehingga program studi yang dipilih pun dipastikan akan general.

"Tapi kalau saat SMA sudah ada peminatan ke saintek, mungkin pada saat dia memilih ke peminatan perguruan tinggi yang relevan itu juga bisa lebih fokus," kata dia. 

Heri mencontohkan ketika seseorang mengambil jurusan ilmu pengetahuan alam (IPA), maka murid maupun universitas nantinya tidak akan ragu untuk memilih rumpun sains. Begitupun pelajar yang mengambil jurusan IPS.  

Selain memberikan kejelasan bagi dua minat keilmuan, Heri berpendapat sistem penjurusan juga memungkinkan siswa untuk mengambil program studi lintas jurusan atau linjur saat kuliah. "Karena SMA itu walau bagaimana masih tahapan general. Membutuhkan yang lebih spesifik lagi sesuai dengan bidang terkait," katanya. 

Sebelumnya, pemerintah berencana kembali menerapkan sistem penjurusan SMA. Sistem penjurusan ini sebelumnya dihapus dalam penerapan Kurikulum Merdeka yang digagas Menteri Nadiem Makarim.

Menurut Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu’ti, dengan diterapkannya kembali sistem penjurusan, maka dalam ujian akhir atau saat ini disebut dengan tes kemampuan akademik (TKA), siswa dapat memilih mata pelajaran yang paling diminatinya. 

Selain itu, sistem lama ini juga dinilai akan memberikan kepastian pada penyelenggara pendidikan, khususnya bagi perguruan tinggi di dalam maupun luar negeri.

“Jadi pas Pak Nadiem dulu diambil sampelnya aja, banyak kampus di luar negeri enggak mau terima soalnya enggak jelas ukuran kemampuan di pelajar. Sekarang, dengan hasil TKA, kemampuan masing-masing individu akan terukur,” kata Mu’ti di Kantornya, Jakarta, Jumat, 11 April 2025. 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus