Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Ilmu Hukum Pidana Universitas Gajah Mada (UGM) Edward Omar Sharif alias Eddy Hiariej menjadi salah satu pakar yang ikut menggodok materi persiapan debat capres untuk tim sukses calon presiden Jokowi. "Prof. Eddy Hiariej memberi beberapa masukan untuk materi debat pertama," ujar Wakil Ketua TKN Jokowi - Ma'ruf, Arsul Sani kepada Tempo pada Rabu, 2 Januari 2018.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Eddy adalah saksi ahli dalam kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Kendati, di persidangan, jaksa menolak kesaksian Eddy.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Arsul enggan membeberkan apa saja masukan Eddy untuk materi debat, karena masih perlu didalami oleh Tim Kampanye Nasional Jokowi - Ma'ruf. Tema debat kandidat pertama yakni hukum, HAM, korupsi, dan terrorisme. Debat digelar pada 17 Januari 2018.
Eddy adalah guru besar ilmu hukum pidana termuda di Indonesia. Sosoknya mulai menuai perhatian publik saat menjadi saksi ahli dalam sidang lanjutan kasus kematian Wayan Mirna Salihin dengan terdakwa Jessica Kumala Wongso pada Agustus 2016. Eddy juga pernah diminta menjadi saksi meringankan dalam pemeriksaan Denny Indrayana, mantan wakil Menteri Hukum dan HAM RI di masa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Meraih gelar doktor dalam waktu dua tahun, disertasi Eddy membahas soal penyimpangan asas legalitas dalam pelanggaran berat Hak Asasi Manusia (HAM). Eddy konsen terhadap HAM. Dia juga menulis buku yang berjudul "Pengadilan Atas Beberapa Kejahatan Serius Terhadap HAM".
Arsul Sani mengakui, kasus yang pelanggaran HAM akan menjadi salah satu prioritas pembahasan TKN dalam debat capres, khususnya pelanggaran HAM masa lalu. "Harus kami akui, penyelesaian kasus HAM masa lalu masih menjadi utang pemerintahan Pak Jokowi," ujar Arsul Sani di Kompleks Parlemen, Jakarta pada Jumat, 21 Desember 2018.