Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Ada dua bahasa isyarat yang digunakan kelompok Tuli di Indonesia, yaitu Sistem Bahasa Isyarat Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (BISINDO). Meski sama-sama bahasa isyarat, keduanya memiliki perbedaan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
SIBI, dilansir dari Twitter Kementerian Sosial, @kemensosri, Sabtu, 30 November 2019, merupakan bahasa isyarat yang diakui oleh pemerintah Indonesia dan digunakan dalam pengajaran di Sekolah Luar Biasa (SLB).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Peneliti Bahasa Isyarat dari Universitas Indonesia, Adi Kusuma Baroto dalam laman Tempo, Senin, 8 Juli 2018, mengatakan SIBI dibuat untuk merepresentasikan tata bahasa lisan Indonesia ke dalam isyarat buatan. SIBI memiliki struktur yang sama dengan tata bahasa lisan Indonesia, seperti adanya awalan dan akhiran.
Sedangkan BISINDO adalah bahasa isyarat yang muncul secara alami dalam budaya Indonesia dan digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Adi, BISINDO adalah satu dari 100 bahasa isyarat yang berkembang secara alami pada masyarakat Tuli dunia.
BISINDO kemudian memiliki beberapa variasi di tiap daerah. Bahasa isyarat ini mempunyai tata bahasa yang berbeda dengan bahasa lisan yang digunakan orang-orang mendengar pada umumnya, mencakup semua unsur, mulai dari fonologi, morfologi, sintaksis, pragmatis, dan unsur lainnya.
Perbedaan SIBI dan BISINDO yang cukup terlihat adalah gerakan tangannya. SIBI menggunakan satu tangan untuk mengisyaratkan abjad, sedangkan BISINDO membutuhkan dua tangan.
Penggunaan bahasa isyarat di kelompok Tuli masih terpecah. SIBI digunakan sebagai pengantar resmi di SLB, sementara BISINDO digunakan dalam kehidupan sehari-hari.
AMELIA RAHIMA SARI