Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Apa yang Mau Disampaikan Steven, Difabel Papua Korban Kekerasan Anggota TNI AU

Aktivis difabel mencoba membaca bahasa isyarat yang disampaikan Steven, pria difabel yang menjadi korban kekerasan anggota TNI AU di Merauke, Papua.

29 Juli 2021 | 08.14 WIB

Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com
Perbesar
Ilustrasi kekerasan. shutterstock.com

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang difabel sensorik Rungu menjadi korban kekerasan dua anggota TNI AU atau Angkatan Udara di Merauke, Papua. Dalam video yang beredar di masyarakat, tampak penyandang disabilitas itu berusaha menyampaikan sesuatu melalui bahasa isyarat kepada dua anggota TNI AU tadi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Penyandang disabilitas yang diketahui bernama Steven itu menggerakkan tangan sebagai isyarat, mengeluarkan suara, dan meronta. Bukannya mencoba menyimak, dua anggota TNI AU itu langsung membekuk difabel tersebut, menelungkupkannya di trotoar, kemudian menginjak kepalanya.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Sejatinya apa yang hendak disampaikan oleh Steven saat peristiwa itu terjadi?

Aktivis penyandang disabilitas sensorik Tuli atau Rungu dari Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel atau SIGAB, M. Ismail berusaha membaca gerak tubuh Steven yang terlihat dalam video. "Sepertinya Steven belum mampu menerapkan bahasa isyarat formal," kata Ismail kepada Tempo, Kamis 29 Juli 2021.

Hal itu terlihat dari bahasa isyarat berupa gerakan atau bahasa tubuh atau gesture alami yang ditunjukkan oleh Steven. "Itu bahasa isyarat lokal, belum terbentuk menjadi bahasa alphabet seperti Bisindo (Bahasa Isyarat Indonesia) atau SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia)," ujarnya.

Dari gerakan Steven di video, Ismail menangkap pesan saat insien itu terjadi, Steven hanya ingin menyampaikan kalau dia butuh makan. "Hanya saja, orang di sekelilingnya tidak mengerti apa yang disampaikan oleh Steven," katanya. Steven juga tampaknya belum mengetahui bahasa isyarat resmi yang biasa digunakan penyandang disabilitas sensorik Tuli atau Rungu, yakni SIBI dan Bisindo.

Di Indonesia terdapat dua jenis bahasa isyarat yang digunakan penyandang disabilitas sensorik pendengaran atau Insan Tuli dan Tunarungu. Dua jenis bahasa isyarat itu adalah Bisindo dan SIBI. Bisindo merupakan bahasa yang berkembang secara alami di kelompok masyarakat Tuli Indonesia. Sementara SIBI adalah tata cara mempresentasikan bahasa lisan Indonesia ke dalam gerakan tertentu,.

Dua sistem bahasa isyarat ini belum tentu digunakan oleh semua Insan Tuli atau tunarungu. Musababnya, setiap Insan Tuli atau Tunarungu punya bahasa asli, bahasa alami dengan gesture yang berbeda-beda. Salah satu contoh yang paling umum adalah penggunaan Bahasa Kolog di sebuah desa Tuli atau Rungu di Bali.

Mengenai peristiwa tersebut, TNI AU telah menyelidiki dan telah memeriksa dua prajurit TNI AU yang melakukan kekerasan terhadap Steven. Serda A dan Prada V telah ditetapkan sebagai tersangka. Kepala Staf TNI AU, Marsekal Fadjar Prasetyo minta maaf kepada korban dan masyarakat Papua.

Baca juga:
Profil Penyandang Disabilitas yang Jadi Korban Kekerasan Anggota TNI AU di Papua

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus