Scroll ke bawah untuk membaca berita

Logo
Politik

SBY: 10 Tahun Memimpin, Saya Tak Pernah Tuduh Oposisi Tunggangi Demo

Menurut SBY, seorang pemimpin, apalagi presiden, harus siap dikritik, difitnah, dan dihujat.

13 Oktober 2020 | 06.26 WIB

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono  (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman  ibu negara Ani Yudhoyono  di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, 2 Juni 2019. ANTARA
Perbesar
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu, 2 Juni 2019. ANTARA

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengklaim selama 10 tahun menjabat sebagai presiden tidak pernah menuduh tokoh-tokoh oposisi menunggangi berbagai aksi unjuk rasa yang mengkritik pemerintah. Ia menilai lebih elok berprasangka baik ketimbang berburuk sangka.

"Suuzon enggak baik. Saya dulu menghormati semua, misalkan PDI Perjuangan beroposisi dengan pemerintahan saya, saya tetap menjaga silaturahmi dengan para petinggi PDI Perjuangan," katanya dalam acara 'Ngobrol Santai' yang diunggah channel YouTube-nya, Senin, 12 Oktober 2020.

Menurut SBY ia memiliki hubungan baik dengan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri dan suaminya. "Saya menghormati Ibu Megawati sebagai presiden sebelum saya, kakak saya, hubungan saya dengan almarhum Pak Taufik Kiemas juga baik, jadi gak ada masalah apapun," tuturnya.

Menurut SBY, seorang pemimpin, apalagi presiden, harus siap dikritik, difitnah, dan dihujat. Pemimpin harus kuat menghadapi serangan tersebut agar bisa menyelesaikan tugas yang diembannya secara tuntas. "Saya tidak mudah untuk mengatakan yang menggerakkan ini, pasti ini yang beroposisi, bisa salah loh," tuturnya.

SBY mengaku tidak memiliki jawaban jika ditanya mengapa pemerintahan saat ini terkesan menuduh pihak-pihak oposisi menunggangi berbagai macam unjuk rasa. Namun Presiden Indonesia ke-6 itu menuturkan kunci yang harus dimiliki setiap pemimpin dalam menghadapi ujian seperti itu adalah dengan cara tetap menghormati para pendahulu dan tidak berburuk sangka.

SBY juga membantah jika ia dianggap dalang unjuk rasa besar menolak UU Cipta Kerja yang berujung ricuh pada Kamis pekan lalu. SBY menjelaskan kalau pun dia memiliki kemampuan menggerakkan massa dan uang yang banyak untuk membiayainya, hal tersebut tidak akan dilakukannya. "Saya tidak punya niat, tidak terpikir untuk melakukan sesuatu yang menurut saya tidak tepat dilakukan," katanya.

AHMAD FAIZ

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ahmad Faiz

Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Bergabung dengan Tempo sejak 2015. Pernah ditempatkan di desk bisnis, politik, internasional, megapolitan, sekarang di hukum dan kriminalitas. Bagian The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea 2023

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini

Logo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus