Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Caritas Indonesia (KARINA KWI) Fredy Rante Taruk mengatakan bahwa ada tantangan spiritual dan teknis yang dialami umat Katolik selama melakukan ibadah dari rumah di masa pandemi virus Corona.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
“Sebagian umat merasa kurang pas, kurang sempurna, dan sedih tidak dapat berkumpul di gereja, berdoa, bernyanyi, dan merayakan kemenangan iman,” kata Fredy dalam konferensi pers yang disiarkan akun Youtube BNPB Indonesia, Sabtu, 11 April 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Adapun tantangan teknis yang dihadapi umat Katolik ketika mengikuti ibadah secara daring dari rumah adalah sinyal internet atau tidak memiliki fasilitas untuk mengikuti perayaan Paskah secara online.
Meski ada sejumlah tantangan dalam melakukan ibadah dari rumah, Fredy mengatakan bahwa hal ini sudah bisa diterima. Sebab, gereja Katolik sudah menegaskan untuk mengikuti anjuran pemerintah dalam membatasi ibadah karena wabah Covid-19.
Tantangan lain yang dihadapi, kata Fredy, yaitu adanya sebagian masyarakat yang memiliki stigma terhadap orang berstatus Orang Dalam Pemantauan maupun Pasien Dalam Pengawasan Corona. Mereka yang dalam pemantauan dan pengawasan ini kerap dikucilkan dan dicap kotor oleh masyarakat.
Atas situasi tersebut, Fredy mengatakan bahwa gereja sudah mengimbau pada umatnya untuk memperlakukan orang-orang dengan status ODP dan PDP dengan baik. “Penuh kasih sebagai sesama dan menolong, memberikan dukungan untuk menemukan kesembuhan,” ujarnya.