Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Difabel

Sejarah Huruf Braille, Misi Penyelamatan Kurir Napoleon Bonaparte

Huruf Braille pertama kali diciptakan oleh seorang prajurit Prancis bernama Charles Barbier.

24 Desember 2018 | 10.05 WIB

Saiful Solimi siswa SLB Driya Adi Semarang memeriksa kembali jawaban Ujian Nasional dengan huruf Braille, Senin (19/5). Penyandang Tuna Netra ini mengerjakan soal Bahasa Indonesia dengan bantuan huruf Braille yang pertama kali disediakan oleh pihak Dinas Pendidikan. TEMPO/Budi Purwanto
Perbesar
Saiful Solimi siswa SLB Driya Adi Semarang memeriksa kembali jawaban Ujian Nasional dengan huruf Braille, Senin (19/5). Penyandang Tuna Netra ini mengerjakan soal Bahasa Indonesia dengan bantuan huruf Braille yang pertama kali disediakan oleh pihak Dinas Pendidikan. TEMPO/Budi Purwanto

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

TEMPO.CO, Jakarta - Perserikatan Bangsa Bangsa atau PBB menetapkan tanggal 4 Januari sebagai hari Braille dunia. Tanggal ini dipilih berdasarkan hari lahir Louis Braille, meski bukan dia yang pertama kali menciptakan huruf Braille.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Jadi, seperti apa penciptaan huruf Braille yang sampai sekarang menjadi sarana membaca bagi tunanetra? Berikut ini sejarah huruf Braille seperti dikutip dari situs Brailleworks.

Huruf Braille pertama kali diciptakan oleh seorang prajurit Prancis bernama Charles Barbier. Saat itu Barbier yang merupakan pasukan Napoleon Bonaparte menciptakan sistem penulisan unik untuk kepentingan perang. Saat itu, banyak prajurit kurir yang mati ketika mengirim pesan karena masih menggunakan penerangan.

Berangkat dari misi penyelamatan kurir tadi, Barbier menciptakan sistem penulisan unik di awal 1800. Sistem penulisan itu dinamakan "Tulisan Malam" yang digunakan para pasukan untuk berkomunikasi di malam hari tanpa penerangan. Karena itulah, sistem penulisan ini tidak memerlukan penglihatan.

Tulisan yang juga dikenal sebagai Sonografi Barbier ini menggunakan tabel yang terdiri dari 12 sel. Setiap sel terdiri dari 6 lubang berjajar. Sistem penulisan Barbier ini adalah kombinasi titik timbul yang dibuat berdasarkan letak lubang dalam sel.

Berbeda dengan sistem penulisan Roman yang ditulis serta dibaca dari kiri ke kanan, sistem penulisan Barbier dibaca dari kiri ke kanan, namun ditulis dari kanan ke kiri. Sebab, titik timbul yang dihasilkan pada tekstur kertas baru dapat dirasakan ujung jari bila kertas dibalik lebih dulu.

Pelat berhuruf Braille pada mesin cetak khusus di Percetakan Braille, Yayasan Penyantun Wyata Guna, Pajajaran, Bandung, Jawa Barat, 8 Juni 2016. TEMPO/Aditya Herlambang Putra

Sementara itu, di sebuah desa kecil di Coupfray, Prancis, tinggal seorang bocah tunanetra berumur 8 tahun, bernama Louis Braille. Anak ini kemudian berteman dengan Barbier beberapa tahun setelah perang Prancis usai. Braille kemudian mengadopsi sistem penulisan yang diciptakan Barbier untuk melakukan komunikasi secara efisien dengan teman tunanetra lainnya.

Kelak, ketika Louis Braille diterima bersekolah di The National Institute for The Blind, Braille mengembangkan sonografi Barbier menjadi tulisan untuk Tunanetra secara lebih terstruktur. Braille mengurangi setengah jumlah sel pada tabel Barbier menjadi 6 sel saja.

Braille hanya menggunakan 6 sel karena jari lebih cocok menggunakan titik kombinasi 6 sel saja. Jika selnya banyak memang bisa menghasilkan kombinasi huruf yang lebih beragam. Hanya saja, terlalu banyak sel akan membuat jari tak lagi sensitif terhadap titik.

Sistem penulisan Braille ini pada akhirnya dapat membantu tunanetra menulis dan membaca lebih cepat. Beratus tahun kemudian, sistem penulisan tersebut menjadi cara berkomunikasi, satu satunya ketika tunanetra harus membaca atau menulis sebelum akhirnya dunia memasuki era digital.

Artikel terkait: Tips Merawat Buku Braille

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus