Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengatakan hal yang disampaikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi kepada relawan untuk berani 'berantem' hanya untuk memberi semangat.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Baca juga: Gerindra: Kami Tak Pernah Membenci Jokowi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Ya namanya memberikan semangat, yang penting tidak sampai ribut," kata Hasto, di sela pembekalan bakal caleg PDI Perjuangan, di Jakarta, Ahad 5 Agustus 2018.
Menurutnya, yang disampaikan Jokowi kepada relawan dalam rapat umum bersama relawan di Sentul, justru menitikberatkan agar jangan sampai terdapat adu fisik.
"Jokowi menegaskan jangan sampai ada adu fisik, kita dukung demokrasi jangan sampai ada kekerasan," ujar Hasto pula.
Menurut Hasto, tradisi konflik dalam kultur Jawa yang dipakai Jokowi, 'berantem' bukanlah konflik tertinggi, melainkan saat tidak saling berbicara satu sama lain.
Dalam acara rapat umum relawan pada Sabtu (4/8) tersebut, Jokowi mengatakan kepada relawan untuk tidak membangun permusuhan, membangun ujaran kebencian, memfitnah dan mencela, dan menjelekkan orang, tetapi kalau diajak 'berantem' harus berani.
Selain itu, Jokowi mengajak semua relawan menggalang persatuan, persaudaraan dan kerukunan karena hal itu merupakan anugerah yang harus disyukuri dan dijaga.
Ia menyebutkan pada 2019 nanti ada pemilihan umum presiden (pilpres) dan pemilihan umum legislatif (pileg) di mana bukan sekadar kalah atau menang, tetapi untuk penguatan demokrasi Indonesia.
"Supaya demokrasi kita kuat, supaya rakyat merasakan proses Pemilu 2019," kata Jokowi.