Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sugeng Handoko. penggerak Desa Wisata Nglanggeran, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta berhasil mendapatkan tanda kehormatan Satyalancana Kepariwisataan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sugeng Handoko mendapatkan tanda kehormatan tersebut dari Menparekraf atas nama Presiden Indonesia yang diterima pada 17 Agustus 2023 di Gedung Sapta Pesona, Jakarta.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Cation: Sugeng Handoko penggerak Desa Wisata Nglanggeran, Gunungkidul, Yogyakarta menerima Satyalancana Kepariwisataan 2023 dari Menparekraf Sandiaga Uno, pada Kamis, 17 Agustus 2023. Foto dok.: Pribadi
Sugeng merupakan pengelola Desa Wisata Nglanggeran yang lahir pada 28 Februari 1988 di Gunungkidul. Ia merupakan lulusan dari Universitas Ahmad Dahlan jurusan Teknik Industri yang menjadi penggerak pemuda dan telah aktif mengikuti kegiatan kepemudaan sejak 2007. Dengan keaktifannya ini, ia mengubah Desa Nglanggeran yang semula merupakan desa gersang, miskin, susah air, dan dipandang sebelah mata oleh beberapa pihak.
Saat berusia 19 tahun, Sugeng memulai pengembangan di desa tersebut dari kegiatan lingkungan dan gerakan sosial melalui organisasi karang taruna. Ia memiliki strategi yang unik dan menarik untuk melakukan pengembangan. Strategi pertama yang dilakukannya adalah menjadikan pemuda sebagai “satu virus perubahan” dalam satu rumah tangga.
Selain itu, ia juga menumbuhkan kesadaran potensi kepada masyarakat untuk bangga terhadap sesuatu yang dimiliki Desa Nglanggeran. Strategi selanjutnya adalah membangun nama baik atau citra positif desa wisata Nglanggeran melalui kompetisi atau lomba di berbagai bidang agar dapat meningkat sumber daya manusia (SDM). Pengembangan pariwisata juga dijadikan penghubung untuk mengikat berbagai aktivitas kegiatan masyarakat sehingga memberikan nilai tambah secara ekonomi, lingkungan, dan sosial.
Dengan strategi konsisten selama 17 tahun tersebut, hasil yang digagas oleh Sugeng dapat dirasakan dan disaksikan sampai sekarang. Adapun, beberapa hasil tersebut, antara lain:
- Lingkungan alam terjaga dengan baik,
- Hampir tidak ada urbanisasi di Desa Wisata Nglanggeran,
- Bangkitnya kearifan lokal dan budaya masyarakat sebagai jati diri dan potensi desa, dan
- Lahirnya usaha-usaha dan kelompok ekonomi produktif baru pendukung pariwisata.
Sugeng Handoko pun sering terlibat dalam pengembangan kepariwisataan di Indonesia bersama berbagai stakeholder pentahelix (akademisi, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media). Keterlibatannya tersebut membuat ia memiliki cita-cita yang ingin dicapai, yaitu mengembangkan banyak desa wisata di Indonesia karena dapat menjadi motor penggerak pengembangan kawasan efektif sama seperti Desa Wisata Nglanggeran.
Berdasarkan kemeparekraf.go.id, Desa Wisata Nglanggeran merupakan salah satu Desa Wisata Terbaik ASEAN 2017 dengan konsep CBT (Community Based Tourism). Keindahan bentang alam serta keunikan Gunung Purba menjadi salah satu daya tarik desa wisata yang seluas 762,7909 hektare, seperti tertulis desanglanggeran.gunungkidulkab.go.id. Bahkan, Gunung Purba Nglanggeran juga menjadi salah satu geosite di Gunung Sewu UNESCO Global Geopark. Selain itu, buah tangan desa ini sangat unik yang berupa minuman dan aneka olahan coklat hasil buatan tangan masyarakat setempat.
Proses panjang pengembangan Desa Wisata Nglanggeran yang dimulai dari langkah Sugeng Handoko berbuah manis. Desa ini mendapatkan prestasi yang tidak sedikit, seperti penghargaan Desa Wisata Berkelanjutan 2021 dari Kemenparekraf RI, pemenang ASTA (Asean Sustainable Tourism Award) 2018, dan Juara II Desa Penerima PNPM Pariwisata Berprestasi Tingkat Nasional 2013.
Pilihan Editor: Kisah Sukses Sugeng Handoko Penggerak Desa Wisata Nglanggeran