Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Politik

Tak Sampai Ke Pintu Mobil

Perundingan antara indonesia dengann vietnam mengalami kemacetan akibat masalah kamboja. indonesia & vietnam sepakat untuk tidak sepakat. delegasi vietnam di pimpin oleh menlu vietnam nguyen co thach.(nas)

28 Juni 1980 | 00.00 WIB

Tak Sampai Ke Pintu Mobil
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
PERUNDINGAN babak kedua itu hanya berlangsung 45 menit. Rencana semula 2 jam. Wajah Menlu Vietnam Nguyen Co Thach dan anggota delegasinya tampak tegang dan kesal begitu keluar dari ruang perundingan di gedung Deplu, Pejambon, Jakarta. Dan tidak seperti biasanya, seusai perundingan Menlu Mochtar Kusumaatmadja tidak mengantar rekannya dari Vietnam sampai ke pintu mobil. Perundingan Indonesia Vietnam pekan lalu gagal? Rupanya Menlu Thach tidak menganggapnya begitu. Perundingannya dengan pihak RI yang dilakukan dalam awal kunjungan 6 harinya ke Indonesia disebutnya "sangat memuaskan". Ini diucapkannya dalam konperensi pers Sabtu lalu. "Kami puas karena pembicaraan dengan Menlu Mochtar berhasil mencapai tujuan realistis," ujarnya dengan wajah cerah. Maksudnya, Indonesia dan Vietnam secara blak-blakan telah membuka pendirian masing-masing tentang masalah Kamboja. Vietnam tidak setuju penyelesaian Kamboja menjadi prasyarat kerjasama Asia Tenggara. Sedang Indonesia -- yang bertolak dari kesepakatan Asean -- berpendapat: kerjasama regional Asia Tenggara tidak mungkin tanpa penarikan mundur pasukan asing dari Kamboja. Masalah Kamboja memang merupakan ganjalan utama hubungan Asean Vietnam. Dan itu yang menjadi topik utama pembicaraan RI-Vietnam pekan lalu. Perundingan ini dianggap penting karena hasilnya akan dibawa dalam pertemuan para Menlu Asean di Kualalumpur pekan ini. Namun sikap Vietnam ternyata tidak berubah. Telantar Itu jelas tercermin dari ucapan Menlu Thach Vietnam tidak akan menarik mundur pasukannya dari Kamboja selama pasukan RRC tetap mengancam perbatasannya. "Tidak usah disuruh, kalau ancaman dari RRC itu tidak ada, kami pasti mundur," ujar Thach pekan lalu. Sikap Asean pada Vietnam dinilainya "bermusuhan" sejak 1979. "Mengapa Asean menuntut penarikan mundur pasukan Vietnam dari Kamboja, tapi tidak menuntut RRC menarik pasukannya dari perbatasan kami, " tanyanya dalam konperensi pers. Menlu Mochtar membantah kesimpulan itu. "Saya tegaskan kepadanya, bahwa Asean tidak memusuhi Vietnam. Sikap Asean itu didasarkan pada prinsip internasional yang umum dan dianut juga oleh Vietnam, " kata Mochtar. Asean, katanya, juga mengakui faktor RRC dalam konflik Kamboja, "sekedar sebagai kaitan logis." RRC memang mempunyai peranan dalam peredaan ketegangan di Asia Tenggara. "Terserah pada yang punya hubungan dengan RRC untuk menyampaikannya, lepas dari mau tidaknya RRC berbuat demikian," kata Mochtar. Thach rupanya mempunyai kesimpulan sendiri dari perundingannya dengan Mochtar. "Kedua pihak (Indonesia dan Vietnam) sama paham bahwa faktor RRC merupakan ancaman dalam masalah Kamboja," kata Menlu Republik Sosialis Vietnam itu. Karena itu pembicaraannya dengan pihak Indonesia dinilainya "paling memuaskan dan sukses" dibanding negara lain. "Siapa saja yang bicara dengan saya pasti puas," gurau Menlu Mochtar dalam konperensi pers 1 jam seusai konperensi pers Menlu Thach. Tapi nampaknya pihak Indonesia sendiri tidak puas dengan sikap Vietnam yang dianggap agak kaku. "Akhirnya kedua pihak sepakat untuk tidak sepakat," kata Mochtar. Hasil inilah yang akan dibawa Mochtar ke Kualalumpur pekan ini. Macetnya perundingan masalah Kamboja ternyata membawa akibat samping: masalah bilateral Indonesia-Vietnam yang direncanakan akan dirundingkan menjadi "telantar". Padahal kunjungan Menlu Thach ini antara lain diharapkan akan dapat mencairkan kemacetan perundingan tingkat teknis tentang landas batas kontingen RI-Vietnam. Perundingan tentang masalah ini telah dimulai sejak Juni 1978. "Karena adanya perbedaan pendapat, terjadilah daerah sengketa," kata Dubes RSV Tran My pada TEMPO. RSV bahkan pernah memrotes Indonesia karena di daerah sengketa -- yang meliputi luas sekitar 40.000 Im2 di utara kepulauan Natuna -- beroperasi perusahaan minyak asing kontraktor Pertamina (TEMPO, S April 1980). Dalam kunjungan Menlu Thach kali ini, masalah ini tidak dibicarakan secara mendalam. "Kami biarkan karena masih ada harapan akan dapat diselesaikan tim teknis," kata Menlu Mochtar. Masalah bilateral yang telantar lainnya adalah pelaksanaan rencana pertukaran tenaga ahli. RSV pernah meminta bantuan tenaga ahli perminyakan Indonesia. Tapi "tidak sempat dibicarakan dalam perundingan," kata Menlu Mochtar . Kesepakatan lain sebelumnya seperti kemungkinan RSV membeli minyak dan pupuk Indonesia juga tidak disinggung dalam perundingan. "Tidak ada pembicaraan soal minyak," tukas Mochtar. Mungkin ini alasan mengapa Menlu Thach kemudian mengurungkan rencananya mengunjungi kilang pencairan gas alam serta pengeboran minyak lepas pantai di Bontang, Kalimantan Timur, walau secara resmi alasannya karena Thach "sakit tenggorokan." Meskipun begitu, Thach dan 3 anggota delegasinya sempat melancong ke Bali dan menonton Pekan Raya Jakarta. Kecuali bertemu Presiden dan Wapres, ia juga mengadakan pembicaraan denan Menpen Ali Moertopo dan berdiskusi dengan para ahli dari Pusat Pengkajian Masalah Internasional dan Strategis (CSIS). Di Jakarta, selama menginap di Hotel Indonesia Sheraton, ia juga jogging di pagi hari dan berenang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus