Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Hukum dan HAM memberikan lima hak paten kepada tim peneliti dari dosen Universitas Islam Sultan Agung atau Unissula Semarang Jawa Tengah. Hak paten ini berkaitan dengan penelitian yang dilakukan mereka.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) Unissula Henny Pratiwi Adi mengatakan Unissula sebelumnya telah memiliki 20 dan 12 hak paten sederhana. "Dan pada 2023 ketambahan lima hak paten tersebut," kata dia dalam keterangannya, Selasa, 14 November 2023.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Hak paten pertama, yakni detergen cair antinajis mughalazah oleh Dwi Endah Kusumawati. Hak paten kedua diberikan untuk komposisi kandungan herbal untuk meningkatkan produktivitas penangkaran pada burung perkutut (Geopelia striata) oleh Sarwono, Abdurrohim, Heru Sulistyo, Asyhari dan Siti Thomas Zulaikhah.
Hak paten ketiga diberikan untuk komposisi pupuk organik padat untuk mengembalikan kesuburan pada tanah oleh Paimin, Supriyadi, Asyhari, Heru Sulistyo dan Abdurrohim. Hak paten keempat diberikan untuk proses isolasi senyawa stigmasterol, sitosterol, dan 1-Heksanol dari buah parijoto (Medinilla speciosa blume) oleh Rina Wijayanti.
Terakhir, hak paten kelima diberikan untuk formula sediaan dengan kandungan serbuk jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) sebagai suplemen Vitamin D oleh Atina Hussaana.
Menurut Henny, capaian hak paten itu merupakan pengembangan penelitian yang tidak lepas dari dukungan dana penelitian yang didapatkan Unissula pada tahun ini. "Tahun 2023, Unissula menjadi perguruan tinggi kluster utama yang mendapatkan dana penelitian terbanyak di Indonesia, yaitu Rp2,9 miliar," ujarnya.
Selain hak paten, Unissula telah melakukan lompatan prestasi, yakni dari sisi perangkingan perguruan tinggi secara nasional maupun internasional. "Untuk yang nasional ada satu perankingan yang berbasis data Sinta. Dari 3.207 PTS dan PTN dibagi menjadi lima kluster dan Unissula berada di kluster utama bersama 160 PTN dan PTS," kata Henny.
Rektor Unissula Gunarto mengatakan kampusnya menargetkan mencetak 100 guru besar pada 2027. Saat ini, Unissula sudah mencapai 53 guru besar.
"Hilangkan persepsi bahwa menjadi guru besar itu sulit, karena kita sudah menjadi doktor yang mempunyai penelitian dalam bentuk disertasi, yang sudah memiliki penelitian kelas internasional," kata Gunarto.