Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Setelah gelombang kritik sivitas akademika terhadap Presiden Joko Widodo dan Jokowi, beberapa rektor mengaku diminta membuat testimoni kinerja Jokowi. Rektor-rektor tersebut mengaku dihubungi oleh pihak kepolisian. Rektor mana saja yang diminta membuat testimoni kinerja Jokowi?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
1. Rektor Universitas Katolik Soegijapranata Semarang
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Rektor Universitas Katolik atau Unika Soegijapranata Kota Semarang, Ferdinandus Hindarto bercerita bahwa ada orang yang mengaku anggota kepolisian untuk membuat rekaman video pernyataan tentang pemilihan umum dan kinerja pemerintahan Jokowi.
Ferdinandus mengaku dihubungi anggota polisi tersebut pada Jumat siang, 2 Februari 2024. "Saya dapat pesan Whatsapp dari seseorang yang mengaku dari Polrestabes Semarang instruksi dari Polda," kata Ferdinandus, Senin, 5 Februari 2024.
Lewat aplikasi perpesanan tersebut, ia diminta membuat video testimoni tentang kinerja Jokowi. "Meminta supaya membuat rekaman video yang poin-poinnya disampaikan," ujar dia.
Ferdinandus tak menanggapi permintaan tersebut. Polisi itu lantas mencoba meneleponnya. Namun, dia tidak menjawab. Dia juga dikirimi sejumlah contoh rekaman video dari beberapa pimpinan perguruan tinggi lain yang telah membuat.
Hingga Senin, 5 Februari 2024, nomor dari orang yang mengaku anggota polisi itu masih mencoba menghubungi Ferdinandus. "Pertama lewat chat. Beberapa kali nelpon tidak saya angkat Tadi terakhir pukul 11.42 WIB," tuturnya.
2. Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta
Rektor Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Gregorius Sri Nurhartanto juga mengaku mendapatkan hal serupa. Gregorius mendapatkan pesan melalui aplikasi Whatsapp untuk membuat testimoni tentang kinerja. Hal tersebut ia sampaikan di program salah satu media televisi swasta, Kompas TV, pada Selasa petang, 6 Februari 2024.
“Saya belum lama ini baru saja mendapat SMS atau pesan Whatsapp yang meminta saya untuk membuat testimoni tentang kinerja Pak Joko Widodo,” kata Gregorius. Menurut penuturannya, pihak pengirim pesan tersebut mengaku dari salah satu stasiun televisi swasta. Namun ia tidak mempercayai pengakuan tersebut.
Kejanggalan ia temukan karena biasanya stasiun televisi swasta hanya sekadar meminta waktu untuk dilakukan wawancara. a juga mengaku bahwa dirinya merasa ada sesuatu yang aneh dari permintaan tersebut, karena perguruan tinggi diminta membuat testimoni tentang kinerja pemerintah.
“Ini saya terima belum lama, dan tentu saja bagi saya ini hal yang aneh. Mosok sih perguruan tinggi sampai diminta untuk membuat testimoni tentang kinerja pemerintahan sekarang ini.” terang Gregorius dalam acara tersebut.
3. Wakil Rektor Universitas Muhammadiyah Semarang
Wakil Rektor II Universitas Muhammadiyah Semarang, Hardi Winoto juga mengaku didatangi oleh polisi di rumahnya. Dilansir dari Koran Tempo, pada Jumat sore, 2 Februari 2024 ia mendapati dua polisi berseragam menyambangi rumahnya di Kabupaten Demak. Hardi mengatakan bahwa maksud kedatangan polisi tersebut adalah untuk membuat video semacam testimoni perihal kebaikan pemerintah Jokowi.
“Mereka sempat bertanya, “Apakah benar ini rumah Pak Hardi?” saya jawab, ‘Benar.’ Kedua polisi itu lalu memperkenalkan diri,” ujar Hardi kepada Tempo pada Ahad, 4 Februari 2024. Menurutnya, salah seorang polisi itu memperkenalkan diri sebagai Kepala Polsek Tembalang, Semarang.
Hardi menerima mereka sebagai bentuk kerjasama universitas dengan kepolisian. Namun, Hardi diminta menggunakan baju formal untuk wawancara. Ia juga mengaku diberi naskah semacam sontekan jawaban yang kira-kira mesti disampaikan saat wawancara. Hardi pun menolaknya.
Di akhir wawancara, Hardi diminta memberi penilaian perihal sejumlah program kerja Jokowi. Ia pun lantas mengomentari kinerja Jokowi saat menangani pandemi Covid-19. Tak disangka, video wawancara tersebut disunting dan diunggah ke salah satu portal media. “Saya dikira mengarahkan ke salah satu pasangan calon (presiden),” ujarnya.
Sebelumnya, rektor dari Universitas Jenderal Soedirman, Akhmad Sodiq membuat video yang mengapresiasi kinerja Jokowi mulai dari infrastuktur, penanganan Covid-19, hingga Indonesia menjadi tuan rumah KTT G20. Rektor Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jebul Suroso juga melakukan hal serupa. Keduanya mengaku membuat video apresiasi tanpa paksaan dan berdasarkan pendapat pribadi.
4. Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kota Semarang
Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Kota Semarang, Gunarto, mengungkapkan didatangi orang yang mengaku 'utusan' Istana pada Rabu, 7 Februari 2024. Tamunya tersebut meminta Gunarto jangan mengkritik pemerintahan Joko Widodo.
"Dia ditugasi Istana. Unissula yang belum mengeluarkan pernyataan supaya jangan menjelek-jelekkan 'Pak Lurah'," ungkap dia kepada Tempo pada Rabu, 7 Februari 2024. " 'Pak Lurah' itu banyak prestasinya. Pak Lurah itu presiden jangan dijelek-jelekkan."
Gunarto lantas menolak permintaan tersebut. Dia mengaku sebenarnya sudah menyusun teks pernyataan sikap menanggapi perkembangan demokrasi terkini. Namun, belum sempat disuarakan lantaran kesibukannya.
ANANDA RIDHO SULISTYA | KORAN TEMPO | YUNI ROHMAWATI | JAMAL ABDUN NASHR