Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Kasak-kusuk komposisi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran menjadi perbincangan hangat setelah Komisi Pemilihan Umum atau KPU menetapkan pasangan nomor urut 02 tersebut menjadi presiden dan wakil presiden terpilih di Pilpres 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Direktur Juru bicara Tim Kampanye Nasional atau TKN Prabowo-Gibran, Viva Yoga Mauladi, mengatakan Prabowo sebagai presiden terpilih tentu akan memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara, termasuk ihwal komposisi penyusunan kabinet yang akan diisi oleh kalangan profesional. "Kalangan profesional ini ada yang dari partai politik dan non partai juga," kata dia saat dihubungi, Sabtu, 4 Mei 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Kalangan profesional misalnya, masing-masing akan diplot sesuai dengan kemampuan dan keahliannya di kabinet. Sehingga, tidak ada lagi istilah kabinet diisi oleh kalangan non profesional.
"Yang ada non partai. Dari unsur partai atau bukan, percayakan pada Pak Prabowo. Beliau mengetahui yang terbaik," ujar Yoga.
Yoga mengatajan kabinet kemungkinan akan dikomposisikan secara proporsional. Tidak ada kalangan tertentu yang mendominasi. Sebab, mereka yang dipilih telah diberikan amanah dan kepercayaan langsung oleh Prabowo berdasarkan kemampuan dan keahliannya masing-masing.
"Soal siapa nama-namanya. Itu hak prerogratif presiden. Kami menghormati dan mengikuti," kata Yoga.
Salah seorang pendiri Partai Gerindra, Rahmat Sorialam Harahap tak menampik pernyataan Yoga ihwal komposisi kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran. Dia yakin jika Prabowo akan menempatkan sejumlah koleganya dari kalangan profesional nonpartai untuk mengisi pos strategis di kabinet nanti.
"Saya yakin posisi Jaksa Agung, Kapolri seperti itu akan diisi oleh kalangan non partai agar tidak muncul konflik kepentingan," kata Rahmat.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis, Agung Baskoro, mengatakan dalam dua dekade perintahan yang dijalankan di era presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan presiden Joko Widodo, komposisi kabinet cenderung serupa. Komposisi di awal pemerintahan acapkali diisi oleh kalangan profesional non partai, terutama pada pos Kementerian atau Lembaga yang amat strategis.
"Jadi kemungkinan besar kabinet Prabowo-Gibran juga tidak jauh berbeda," kata Agung.
Dominannya kalangan profesional yang masuk di kabinet, kata Agung, merupakan upaya Prabowo-Gibran untuk membuat citra baik di benak publik, apalagi bagi Gibran. Menurut Agung, putra sulung Presiden Jokowi itu masih memiliki jalan yang amat panjang untuk kembali berlaga di kontestasi elektoral 5 tahun mendatang.
"Sehingga kalau kabinet ini baik dan dianggap berhasil. Gibran juga akan mendapat poin plus di pencalonannya yang akan datang," ujar Agung.
Gibran irit bicara manakala ditanyai ihwal komposisi kabinet pemerintahan nantinya. Dia mengatakan, Prabowo ingin berdiskusi terlebih dahulu dengan para presiden terdahulu dan sejumlah Ketua Umum partai ihwal perumusan komposisi kabinet. "Senior, tokoh dan Ketua semuanya kami minta masukan," kata Gibran.
SEPTIA RYANTHIE