Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
TEMPO.CO, Jakarta - Yayasan Pantau menyerahkan penghargaan Pogau kepada wartawan Tempo yang menjadi pengisi siniar atau podcast Bocor Alus Politik. Penghargaan itu diberikan Yayasan Pantau karena Tempo meliput dan memberitakan secara kritis upaya Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk memperpanjang kekuasaan saat Pemilihan Umum atau Pemilu 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
"Tempo termasuk sedikit media yang berani memberitakan manuver itu kepada publik," kata Ketua Yayasan Pantau, Andreas Harsono, saat mengunjungi kantor Tempo di Palmerah, Jakarta Barat, Kamis, 20 Juni 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik disini
Andreas menyampaikan, pemberian penghargaan tersebut juga berkaitan dengan inisiatif Tempo yang membuat siniar Bocor Alus sehingga bisa mengabarkan berita lewat media digital secara lebih masif dan luas kepada masyarakat.
Adapun Penghargaan Pogau diambil dari nama Oktovianus Pogau, wartawan kelahiran Sugapa--kini masuk Provinsi Papua Tengah. Pogau meninggal di Jayapura pada 2016. Yayasan Pantau memberikan penghargaan ini kepada para jurnalis untuk mengenang keberanian Pogau.
Lima peraih penghargaan itu ialah Jurnalis Tempo— Egi Adyatama, Francisca Christy Rosana, Hussein Abri Donggoran, Raymundus Rikang, dan Stefanus Pramono—yang menjadi pengisi siaran podcast Bocor Alus Politik. Yayasan Pantau mengumumkan penghargaan untuk Bocor Alus pada 31 Januari 2024.
Dalam menyerahkan penghargaan Pogau, Andreas ditemani Pembina Yayasan Pantau, RTS Masli, sejumlah alumni kelas jurnalisme Pantau. Profesor dari George Washington University, Amerika Serikat, Janet Steele, juga turut hadir. Janet merupakan pengamat media yang pernah meneliti ruang redaksi Tempo.
Janet menyebut redaksi Tempo dikenal berani dalam menulis berita yang berkaitan dengan kekuasaan. "Semoga keberanian itu juga menular," ujarnya.
Berkenaan dengan itu, Pemimpin Redaksi Tempo, Setri Yasra, menilai penghargaan Pogau itu merupakan apresiasi atas inovasi produk jurnalistik berkualitas dalam platform yang berbeda. "Tempo dikenal sebagai media dengan produk cetak dan digital. Dengan adanya podcast ini, maka menjadi inovasi baru," kata dia.
Setri juga menyinggung soal liputan Tempo selama Pemilu yang lalu. Menurut dia, sebagai media dengan jurnalisme berkualitas, Tempo beserta para wartawannya memang harus ikut serta dalam mengawal kontestasi politik itu.
Wartawan senior Tempo itu juga menyampaikan terima kasih kepada Yayasan Pantau atas penghargaan yang telah diberikan itu. "Apresiasi ini sangat berharga. Penting sekali buat kami dan akan menjadi dopping untuk membuat produk-produk jurnalis yang selalu berkualitas," kata Setri.