Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DUA bulan setelah tragedi 12 Oktober 2003, Bali seakan menjadi satu tempat di mana semua golongan bertujuan memulihkan Bali. Penilaian dari intelektual muda Hindu dalam Forum Intelektual Muda Hindu Dharma (FIMHD), semua hal tersebut patut dihargai tapi kurang tepat sasaran. Pemulihan hanya sebatas gebyar, pentas tanpa aksi nyata pemulihan, baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.
Sebagai bagian dari generasi muda Bali, kami mempertanyakan visi dan misi dari aksi yang dimotori oleh Bali Recovery Committee (BRC) lewat program ?Bali For The World?-nya. Aksi ini hanya sebatas pergelaran musik, konser, dan ada rencana untuk mengadakan pameran otomotif mobil mewah di sebuah hotel di Bali. Pertanyaannya, ini hanya untuk pamer kepada masyarakat Bali yang sedang dilanda krisis? Tidak ada sense of crisis terhadap masyarakat sekitar. Padahal, sebenarnya yang diperlukan saat ini adalah bagaimana memulihkan dan mencari solusi bagi permasalahan ekonomi yang mungkin akan lebih memburuk pada tahun 2003.
Belum lagi, sumbangan simpati dana dari seluruh dunia sampai kini dikuasai oleh pemerintah pusat, dan hingga dua bulan ini belum satu pun turun untuk masyarakat langsung selain hanya sebatas berbagai pergelaran hiburan itu.
A.A. NGR. ARYA WEDAKARNA MWS.
Ketua Umum Forum Intelektual Muda Hindu Dharma
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo