Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

<font size=+1 color=#FF0000>12</font> <font size=3>TAHUN LALU</font>

16 Januari 2012 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Tempo, 2 Januari 2000
Kwik Melawan Koneksi Washington

SURAT penting itu bukan ancaman, bukan pula tagihan. Kendati dikirim oleh lima kreditor kelas dunia, seperti Bank Exim Amerika Serikat dan Hermes Jerman, surat itu mestinya tak perlu membuat keder. Isinya biasa saja: cuma meminta pemerintah memprioritaskan penyelesaian listrik swasta. Jika keliru menanganinya, kata surat itu, Indonesia bisa kehilangan kepercayaan investor asing.

Tak sampai sepuluh hari, Presiden Abdurrahman Wahid langsung menerbitkan Keputusan Presiden tentang Tim Restrukturisasi dan Rehabilitasi PT (Persero) PLN, yang prinsipnya sama persis dengan isi lampiran surat sakti itu. Keppres inilah yang kemudian menggusur Adhi Satriya dan Hardiv Situmeang dari jajaran direksi PLN.

Ada dua hal yang membuat PLN marah. Pertama, keputusan bahwa PLN harus membatalkan gugatan perdata kontrak listrik Paiton I dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Padahal gugatan ini penting untuk membuktikan adanya unsur korupsi di Paiton I. Dengan bukti ini, perjanjian pembelian listrik antara PLN dan Paiton I yang harganya berkali lipat di atas wajar bisa dibatalkan. Yang kedua, pemerintah mengambil oper penyelesaian listrik swasta. Ketua tim renegosiasi listrik swasta diambil alih dari tangan Direktur Utama PLN untuk diserahkan kepada Menteri Koordinator Ekonomi Keuangan dan Industri Kwik Kian Gie.

Kini, lebih dari satu dekade kemudian, proyek pengadaan pembangkit listrik ditengarai menjadi bancakan berbagai pihak—mulai kejaksaan, kepolisian, hingga para anggota Dewan di Senayan.

ARSIP 

16 Januari 2009
Federasi Olahraga Bermotor Internasional (FIA) membatalkan A1-GP Indonesia, yang semula direncanakan berlangsung pada 6-8 Februari 2009 di Lippo Village, Tangerang, karena penyelenggara gagal memenuhi tenggat penyelesaian sirkuit.

17 Januari 1965
Ketua Partai Komunis Indonesia D.N. Aidit menyeru jutaan pekerja dan petani melakukan konfrontasi terhadap Malaysia.

18 Januari 1984
Presiden Soeharto meresmikan pabrik pupuk ASEAN di Lhokseumawe, Aceh, dengan nama PT Asean Aceh Fertilizer.

19 Januari 1996
Kapal motor Gurita tenggelam di perairan Pulau Weh, Sabang, Aceh. Sebanyak 52 jenazah ditemukan mengapung di laut, termasuk kapten kapal, Zaini Jambek, yang juga tewas dalam peristiwa itu.

20 Januari 1958
Perjanjian perdamaian antara Indonesia dan Jepang ditandatangani di Jakarta. Kompensasi pemulihan akibat perang senilai US$ 223 juta dibayarkan kepada Indonesia selama 12 tahun.

21 Januari 1985
Sembilan stupa Candi Borobudur rusak parah oleh ledakan sembilan bom.

22 Januari 2003
Panglima Gerakan Aceh Merdeka, Abdullah Syafi’ie, tewas tertembak dua regu tentara dari Batalion 330 Kostrad.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus