Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Aduh, Grand Hyatt

14 September 1991 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Resepsi HUT ke-5 Matra, yang diselenggarakan di Grand Hyatt pada 29 Agustus 1991, telah berjalan sangat meriah dan unik. Para tamu "kekeringan" karena air minum sulit diperoleh, di tengah suguhan Sardono Dance Theatre yang bagus itu. Itulah puncak keunikan hotel super mewah yang selama ini tampaknya tak peduli dengan segala macam keluhan para tamu. Bolehlah saya urut peristiwanya. Begini: Sesuai dengan kesepakatan, rombongan Sardono W. Kusumo dan Matra datang tengah malam, 28 Agustus 1991. Pada malam itulah seluruh set/dekor akan dipasang. Namun, apa terjadi? Grand Ball Room masih dipakai untuk acara pernikahan, yang berlangsung hingga pukul 02.00 dini hari. Tak seorang petugas pun sanggup menghentikan acara itu. Sebagai akibatnya pemasangan set tak mungkin bisa dilakukan. Dijanjikan, esok paginya, pukul 09.00. Esoknya, 29 Agustus 1991, ternyata kegiatan baru bisa dimulai sekitar pukul 3 sore. Sardono sudah nervous. Setiap keluhannya ditanggapi oleh banyak petugas yang datang bergantian menanyakan, "ada masalah apa?", "baik, akan segera kami tanggulangi", kemudian tak pernah datang lagi. Lalu siapa yang seharusnya bertanggung jawab? Setelah petugas yang kesekian, Sardono sudah tak sanggup lagi mengeluh. Sungguh sistem manajemen yang "pintar" membuat orang kelelahan sehingga tak sanggup menuntut lagi. Bayangkan! Perangkat slide dipasang lewat pukul 15.00, dan tata lampu baru digarap sekitar pukul 18.00. Luar biasa! Padahal, pertunjukan harus dimulai pada pukul 19.45. Dan seluruh rencana di atas kertas sudah dikirimkan SEBULAN sebelumnya karena konon begitulah aturan yang digariskan Grand Hyatt. Malam itu, sekitar 760 tamu memadati teras Grand Ball Room. Mereka, warga terhormat Republik ini hadir dengan bersemangat memenuhi undangan Matra sejak pukul 19.00. Menteri, dirjen, artis, ekonom, bankir, para duta besar negara sahabat, dan nama-nama terkenal menunggu acara utama: Matra Trend, Mix Media Performance. Keunikan terjadi lagi. Minuman yang beredar bagaikan pelita kehilangan minyak. Sendat. Saya melihat, hanya ada beberapa waiters yang mengedarkan tiga atau empat gelas minuman dalam setiap baki ukuran kecil. Bagaimana mungkin mereka bisa melayani sekian ratus tamu? Begitu juga makanan kecil, yang tampaknya diedarkan dengan malu-malu, sungguh sedikit, dan teramat kecil potongannya. Luar biasa! Pada acara utama, semua penonton berdiri mengelilingi catwalk. Padahal, panitia memesan 100 kursi untuk para tamu VIP. Lalu ke mana raibnya 100 kursi tersebut? Tak seorang petugas pun bisa menjawab. Seusai acara, dalam tempo setengah jam saja makanan yang ada di meja-meja sudah tampak bagaikan remah-remah. Para tamu seperti ada di Gurun Sahara. Minuman begitu sulit. Tiga atau empat softdrink diedarkan dalam baki-baki kecil, ditambah 10 gelas air putih dalam baki-baki tanggung. Padahal, panitia Matra telah memesan 1.000 porsi makanan dan pesanan minuman berdasarkan jumlah gelas yang diminum para tamu. Panitia Matra sebetulnya sudah meminta agar minuman (air putih dan softdrink) ditaruh saja di atas meja dalam Grand Ball Room. Namun, pihak hotel menjawab enteng, "Pelayanan akan kami lakukan dengan cepat." Sementara itu, sore hari sebelumnya saya tahu, pesanan kopi Sardono W. Kusumo saja baru datang satu setengah jam kemudian. Luar biasa! Apa yang terjadi malam itu memang sungguh luar biasa! Karena itu terjadi di sebuah hotel supermewah. Sesuatu yang tak pernah terjadi di hotel bintang lima lainnya, ataupun bintang empat, di Jakarta. Beberapa kali Matra mengadakan acara di hotel lain, dan biarpun tamu membludak, tak pernah terjadi masalah "kekeringan" semacam itu. Mengapa? Karena kedua belah pihak sama-sama menjaga reputasi acara tersebut. Antisipasi pihak hotel sigap dan bagus, pihak pengisi acara pun membayar dengan puas. Tapi, Grand Hyatt? Yang ada hanya larangan-larangan dan aturan-aturan yang sekilas memberi kesan luar biasa canggih. Saya sendiri sempat ditegur petugas mereka karena dilarang duduk bersandar di dinding Ball Room. Luar biasa! Apa yang saya lihat dan alami, entahlah, barangkali hal yang biasa saja bagi Grand Hyatt. Sebab, apalah artinya acara HUT ke-5 Matra itu? Apalah artinya keluhan dan ketidakpuasan Matra? Toh, banyak pengisi acara lain yang akan datang menyewa. Toh, itu sudah terjadi. Dan kalau, Grand Hyatt tidak merasa malu, saya mau bilang apa? Tapi saya merasa, Matra sudah dibikin malu. Di tempat itu. Malam itu. Tepat pada HUT-nya yang ke-5. Sungguh fantastis ini, Mr. Kiehl. N. RIANTIARNO Jalan Setiabudi Barat No. 4 Jakarta Selatan

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus