AIDS telah membuat sebagian manusia cemas akan kelangsungan hidupnya di dunia. Bagaimana tidak, penyakit yang membawa maut itu sejak 10 tahun lalu telah melanda hampir seluruh penduduk dunia. Untuk Indonesia, misalnya, penyakit itu 75% menular lewat hubungan seks, yang sebagian besar berjangkitnya di tempat-tempat pelacuran dan pelesiran (TEMPO, 18 April 1992, Laporan Utama). Tidak saja pemerintah Indonesia, bahkan dunia agaknya mulai kerepotan mencegah virus AIDS. Mulai dari kondom penangkal -- yang ternyata tidak memenuhi persyaratan -- sampai pengendalian hubungan seks secara aman, tampaknya tidak akan memberikan "jaminan" bebas virus AIDS. Bahkan, seperti disinyalir oleh Kartono Mohamad dalam tulisan "AIDS Tingkat Atas" (TEMPO, 18 April 1992, Kolom), selama AIDS belum ada obat atau vaksinasinya, dokter tidak dapat berbuat banyak. AIDS pada saat ini memang lebih merupakan masalah sosial ketimbang medis. Bila kita tengok latar belakang berjangkitnya wabah AIDS di Indonesia, ternyata sebagian besar akibat pelacuran dan hubungan seks secara bebas. Itu berarti, jika kasus pelacuran dan hubungan seks bebas masih berlangsung, peluang berjangkitnya virus AIDS itu cukup besar. Rasanya kita tak perlu lagi berpikir panjang dan mengeluarkan jutaan rupiah untuk menangkal berjangkitnya wabah AIDS itu. Yang harus kita lakukan adalah kembali kepada fitrah sebagai hamba ciptaan Tuhan dan ajaran agama. Dalam syariat Islam, misalnya, Allah melarang berbuat zina, bahkan mendekati zina saja dilarang keras. P. ZUHNIR M. Mahasiswa Fisika USU Kampus Padang Bulan Medan
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini