Ledakan AIDS di negara berkembang: sangat beralasan

Globalisasi wabah AIDS memang sungguh mencekam. Para ahli mengatakan bahwa penyakit ini sedang meledak laksana bom atom. Ledakan itu sudah dan akan melanda negara-negara sedang berkembang. Laporan Utama TEMPO, 18 April 1992, mengemukakan kendala yang dihadapi kondom dalam mencegah AIDS. Tapi saya tak berbicara tentang itu. Yang ingin saya komentari adalah alat lain yang juga dipakai petugas kesehatan: sarung tangan bedah. Dalam penelitian rumah sakit umum San Francisco, dari 960 pasang sarung tangan yang dipakai petugas kesehatan di kamar bedah, ternyata 2% bocor sebelum digunakan, 17,5% bocor setelah digunakan. Jumlah yang terakhir ini berkurang menjadi 5,5% bila digunakan sarung rangkap. Dalam perawatan pasien bedah di negara-negara maju sekarang dipraktekkan prinsip menghindari kontak dengan seluruh cairan tubuh pasien. Untuk itu, dokter bedah dan perawat disarankan memakai sarung tangan rangkap, gaun operasi yang kedap air, dan pelindung wajah dari percikan darah selama operasi berlangsung. Juga sikap waspada terhadap pasien yang kemungkinan mengandung HIV. Semua itu tentunya memerlukan biaya yang sangat besar, sedangkan di negara berkembang dana kesehatan masih sangat terbatas. Di Afrika alokasi dana untuk membeli senjata lebih besar dari dana kesehatan. Karena itu, ramalan bahwa AIDS akan meledak dengan hebatnya di negara-negara sedang berkembang sangat beralasan. DARMAWAN SEMBIRING Pak Gatot VI/214 B Geger Kalong Bandung 40153