TIAP Jumat Kliwon, Asminur S. Udin, 49 tahun, punya acara
khusus. Ia menyediakan minyak kesturi, menyiapkan tujuh macam
kembang, dan membakar kemenyan. Semuanya itu dilakukannya untuk
batu akik badar kuning miliknya. "Kalau tidak diasapi kemenyan
dan tidak dicuci minyak kesturi, khasiat badar kuning bisa
lari," ujarnya dengan serius.
Badar kuning sebesar jempol kaki itu, menurut dia, punya khasiat
membuat nyali besar dan "membuat preman-preman lari". Namun
"batu itu panas, maunya bikin ribut melulu," kata Asminur. Kalau
membawa batu itu, orang lain akan berusaha membuat onar
pembawanya. "Di bis kita bisa berkelahi dengan kondektur, kalau
nonton film berkelahi dengan penjaga pintu," lanjutnya.
Asisten dosen di Fakultas Sastra Universitas Indonesia itu
tampak yakin benar akan khasiat batu akik. Di jari tangannya
terselip empat cincin akik besar. Salah satu di antaranya jenis
combong yang di dalamnya tergambar, maaf, vagina. "Ini
khasiatnya agar disenangi cewek," kata ayah dari tiga orang anak
ini.
Gara-gara cewek pula Asminur percaya pada khasiat akik. Itu
terjadi tahun 1968. Ia pernah didatangi seorang pria dengan
pistol di pinggang gara-gara terlibat suatu persoalan dengan
wanita. Dengan gemetar Asminur membuka pintu, tapi tahu-tahu
lelaki berpistol itu kabur. "Entah apa sebabnya," kata Asminur
yang jari manis kanannya, waktu itu, terpasang cincin akik badar
lumut pemberian seorang haji dari Ujungpandang. Untuk tambah
meyakinkan, dengan batu akik yang sama ia memasuki suatu daerah
hitam. Dan, eh, jagoan yang paling ditakuti di situ ternyata
gemetar waktu dihampirinya. "Sejak itu saya yakin batu akik
punya khasiat," katanya.
Koleksi batu akik Asminur cukup banyak, tiga kantung penuh dari
berbagai jenis, antara lain badar, wulung, biduri zamrud, safir,
dan kecubung. "Dalam dunia perakikan, ada dua jenis penggemar.
Pertama yang tahu nilai dan khasiatnya, serta yang tidak tahu,"
kata Asminur menguliahi. Ia menambahkan batu akik yang "asli"
memang punya khasiat. Tapi yang beredar di pasaran banyak batu
akik 'palsu' diberi "isi" yang kekuatannya hanya untuk waktu
terbatas.
Asminur mengaku bisa mengetahui apakah sebuah akik berisi atau
tidak. "Batu yang asli dan berisi itu ada getarannya. Dia
mengeluarkan sinar astral yang bisa dirasakan," tuturnya. Cara
mengetes sebuah akik ada penghuninya atau tidak, gampang "Ikat
saia akik itu pada kaki dan bawa tldur. Kalau ada isinya pasti
mimpi didatangi penghuninya yang marah-marah karena ditaruh di
kaki," tambah Asminur. Khasiat akik umumnya sifat kejawaraan.
Tidak semua penggemar akik punya kepercayaan tebal seperti
Asminur. Di Bandung, misalnya, bisa dijumpai Hadis Soemantri, 60
tahun, yang dikenal sebagai kolektor. Insinyur lulusan ITB ini
tidak percaya batu-batu itu punya khasiat. "Sebagai seorang
muslim saya tidak bisa percaya batu itu memberi keberuntungan
atau kesialan. Itu namanya syirik," ucapnya. Kegemarannya
mengumpulkan batu mulia semata-mata karena senang pada
keindahannya.
Hadis menolak menyebutkan jumlah koleksinya. Sehari-hari ia cuma
mengenakan sebuah cincin bermata zamrud dari India sebesar 10
karat. Beberapa di antara koleksinya pernah ditawar orang dengan
harga jutaan rupiah, namun tak dilepaskannya karena sayang. Ia
mengakui uang pensiunnya jauh dari cukup untuk terus membeli
akik. Untunglah di antara sesama penggemar ada kebiasaan saling
memberi hadiah. "Kadang-kadang saya menukarnya dengan koleksi
lukisan saya," kata Hadis.
Penggemar akik seperti Asminur dan Hadis gampang dikenali karena
batu yang mereka kenakan. Mereka juga mudah dijumpai di
tempat-tempat penjual atau penggosokkan akik yang ada hamplr di
semua kota. Di Jakarta, misalnya, di Batuceper dan Rawabunga.
Mereka datang bukan sekadar untuk menggosokkan atau membeli
batu, juga mengobrol soal perakikan dengan sesama penggemar.
Harga batu di situ beraneka ragam, dari Rp 1.000 sampai jutaan
rupiah.
Para penggosok itu umumnya menerima titipan langganan untuk
menjualkan batu mereka. Batu yang digosok biasanya bukan gosokan
baru, tapi hanya dihaluskan. Misalnya, untuk menghilangkan
goresan. Syahrial, karyawan sebuah departemen yang dijumpai di
Batuceper beberapa pekan lalu, datang untuk menggosokkan biduri
hijau miliknya karena "gosokannya kelihatan masih kasar". Batu
sebesar ujung kelingking itU dibeli dari teman sekantornya
seharga Rp 40.000. Alasannya mengumpulkan akik hanya karena
"senang".
Sering di malam hari Syahrial merasa "rindu" untuk melihat
koleksinya. Kerap pula teman-temannya sesama penggemar datang ke
rumahnya untuk mengobrol. "Di situ asyiknya. Berbicara tentang
batu tidak ada batas waktunya," katanya.
Akik tergolong batu setengah mulia. Dari sekitar 2.500 jenis
mineral, kurang dari 100 yang dianggap mulia atau setengah
mulia. Umumnya batu itu buram, bening atau tembus cahaya. Batu
paling berharga adalah yang tembus cahaya, seperti intan, mirah,
zamrud, dan safir. Nilainya juga ditentukan oleh kadar
kekerasannya - diukur dengan istilah mohs. Intan, misalnya,
nilai kekerasannya 10. Mirah dan safir 9, jade 6, topaz 8,
sedang lapis lazuli 5.
Banyak yang percaya khasiat batu ada hubungannya dengan zodiak.
Batu terpenting buat seorang berbintang Taurus, misalnya, adalah
zamrud. Sedang yang dianggap membawa keuntungan: kinyang putih,
sair hijau, dan biduri lumut. Zamrud dianggap membawa
kerajinan, kebahagiaan, menghilangkan dosa, dan mengalahkan
percobaan. Sedang khasiat kinyang putih membawa kepandaian,
menahan diri, melihat apa yang akan terjadi, serta kesanggupan
berpidato.
Menurut Linda Spiro, 31 tahun, yang membuka Linda Spiro
Jewellery di Hotel Borobudur, Jakarta, sekitar 60% konsumennya
membeli permata karena "suka" dan untuk investasi. Sisanya
lantaran percaya pada khasiat batu-batuan tersebut. Banyak
wanita, menurut dia, membeli mirah karena percaya batu itu
"membawa kehangatan buat suami". Sebagian besar barang
dagangannya masih diimpor karena ukuran batu Indonesia belum
memadai. Mirah dari Birma dan Srilangka, zamrud dari Rusia,
Kolumbia, atau India, sedang pirus dari Iran. 'jTapi amethyst
saya ambil dari Kalimantan dan warnanya bagus. Opal dari Banten
dan mutiara dari Ambon," tuturnya.
Para pengrajin akik yang terkenal kebanyakan berasal dari
Pacitan dan Tulungagung, Jawa Timur. Di Desa Sukodono, Kecamatan
Donorojo, Pacitan, tiap hari Pasaran Kliwon malah ada semacam
pasar akik. Pasar ini dibuka pukul 07.00 dan usai menjelang
pukul 09.00. Pembelinya pedagang dari berbagai kota di seluruh
Indonesia.
Bahan baku akik yang diperdagangkan disini berasal dari
Ponorogo. Sogimin, salah seorang pengrajin dari Donorojo, tiap
bulan membawa empat kuintal bahan baku akik ke Sukabumi dengan
harga Rp 100.000 per kuintal. Di Sukabumi, bongkahan ini
diproses dan tiap kuintalnya bisa menghasilkan 50 kodi batu
akik.
Batu akik yang baik, menurut Sogimin, adalah bila di dalamnya
ada "gambar". Misalnya, wajah orang. Tahun 1980, ia pernah
menjual sebuah akik seharga Rp 750.000. "Di dalamnya ada gambar
orang, mirip Pak Dirman," katanya. Pembelinya seorang Cina yang
benar-benar percaya itu memang gambar Panglima Besar Jenderal
Sudirman. "Tapi batu semacam itu jarang sekali didapat," ujar
Sogimin.
Harga akik memang bisa tinggi - tergantung minat penggemarnya.
Di kios batu akik di gedung DPR/MPR, yang dibuka sewaktu sidang
umum, Maret lalu, ada sebutir mirah delima diikat dengan emban
perak bersepuh emas yang harganya Rp 8 luta. Konon ada yang
percaya mirah delima juga punya khasiat membawa keselamatan,
hingga batu seharga jutaan rupiah ini sering ikut ditanamkan
pada peletakan batu pertama pembangunan proyek besar.
Bekas Wakil Presiden Adam Malik termasuk salah seorang penggemar
akik. Sewaktu menjabat Ketua Sidang Umum PBB 1971, ia bahkan
menyempatkan diri mengikuti kursus mengasah batu di New York.
Dunia perakikan tampaknya memang mengasyikkan. Antara lain
karena adanya berbagai cerita aneh mengenai khasiat batu. Dan
cerita-cerita semacam itu umumnya dibicarakan dengan penuh minat
dan gairah oleh para penggemarnya yang percaya. Misalnya, badar
besi sering diceritakan bisa membuat orang kebal. Badar ular
bisa mengisap racun. "Begitu seseorang digigit ular, tempel saja
dengan batu itu. Dia akan menyedot racun tersebut, dan begitu
racun habis batu itu jatuh sendiri," turur seorang kolektor.
Ada lagi cerita yang lebih tantastls. Menurut Hadis Soemantri,
seorang Belanda bernama Ir.F.C. van Eekhout pada tahun 1940-an
pernah menulis sebuah buku tentang batu mulia. Di situ, antara
lain, diceritakan bahwa batu mirah delima berasal dari darah
burung merpati ....
Banyak penggemar yang mula-mula tidak percaya khasiat akik.
Namun kemudian menjadi seorang yang fanatik. Asisten Intelijen
Kejaksaan Tinggi Jawa Timur, Bob Rusli Nasution termasuk seorang
di antaranya.
Bob mulai menggemari akik tahun 1960 ketika baru diangkat
menjadi jaksa di Bandung. Tertarik rayuan penjual, ia mulai
membeli akik. "Akik biasa, tidak ada khasiatnya," katanya.
Kemudian seorang temannya memberinya sebuah akik sakan asal
Bangka. "Kalau saya pakai, badan terasa agak panas. Khasiatnya
memang untuk keberanian," ujarnya bersungguh-sungguh.
Batu sakan itu pernah membuat heboh sewaktu Bob menjabat kepala
Kejaksaan Negeri Ambon, 1975. Waktu itu ia diberitakan memukul
seorang saksi dengan "akik yang terbesar di dunia". Padahal,
menurut Bob, orang itu secara tidak disengaja tergores
arlojinya. "Kalau benar saya pukul dengan akik itu, bisa mati
dia," guraunya.
Waktu bertugas di Ambon itulah Bob ditemui seorang tua yang
memberinya dua buah akik - mirah hati ayam dan biduri bulan.
"Sejak memakai itu rasanya saya sukses dalam tugas, jabatan, dan
karir," ujar jaksa yang menangani kasus-kasus besar seperti
Tampomas II dan kasus Pluit itu. Jaksa dengan tinggi badan 170
cm dan berat 120 kg ini merawat koleksi akiknya secara biasa
saja. Tanpa minyak atau kemenyan.
Akik juga bisa mendatangkan devisa. Ini pendapat Hadis Soemantri
dari Bandung. "Di Jepang saya pernah melihat akik jenis kecubung
seharga Rp 400.000. Padahal di sini paling tinggi Rp 10.000.
Pemerintah seharusnya memperhatikan potensi devisa akik ini,"
katanya.
Hadis juga menganjurkan dibentuknya asosiasi penggemar batu
mulia. "Untuk menghindari pemalsuan dan penipuan," ujarnya.
Menurut dia, sekarang ini banyak batu mulia palsu, bahkan ada
yang terbuat dari plastik. "Asosiasi ini bisa berguna juga untuk
menentukan standar harga," tambahnya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini