Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Penyanyi Anggun Cipta Sasmi dinobatkan sebagai World Best Selling Indonesian Artist dalam World Music Awards (WMA) di Monte Karlo, 27 Mei lalu. Mengenakan gaun hitam rancangan Tex Saverio, Anggun didampingi musikus Portugal, Tony Carreira, di red carpet WMA. Keduanya pernah bekerja sama dalam pembuatan album milik Anggun, yang sudah pindah ke Prancis sejak 20 tahun lalu. Tahun lalu nama Anggun masuk nominasi perhelatan yang sama. Ia menjadi kandidat dalam tiga kategori, yaitu Best Female Artist, Best Live Act, dan Best Entertainer of the Year. l
Penulis Sejarah Raih Penghargaan dari Keraton Surakarta
Mansur Hidayat, melalui tulisan sejarah Arya Wiraraja dan Lumajang, meraih penghargaan Bhakti Budaya dari Keraton Surakarta, yang diselenggarakan di Gedung Garuda Graha di kompleks Keraton Surakarta, 24 Mei lalu. Bhakti Budaya merupakan penghargaan dari Lembaga Kebudayaan Jawa kepada ahli sejarah, budayawan, seniman, dan spiritualis Jawa, yang digelar empat tahun sekali oleh Keraton Surakarta. Mansur, satu-satunya sejarawan dari wilayah tapal kuda yang mendapat penghargaan Bhakti Budaya ini, memerlukan waktu setahun untuk menulis buku tersebut. l
Penghargaan dari Radio Britania Raya untuk Dosen Pattimura
Joppy Sihasale, dosen Fakultas Teknik Universitas Pattimura, mendapat penghargaan internasional atas kontribusinya di bidang sosial dalam membangun desa. Joppy terlibat dalam Maraton 50 Tahun IOTA (Islands on the Air) yang digelar Radio Society of Great Britain sejak 1 Januari 2012 hingga 31 Desember 2013. "Penghargaan Diamond Certificate untuk kategori IOTA Activator," kata Joppy, 25 Mei lalu. Ia membangun jaringan siaran radio di pulau-pulau Maluku dan berupaya memperkenalkannya ke dunia internasional. Atas keberhasilannya itulah Joppy menempati posisi ketujuh dari sepuluh penerima penghargaan yang berasal dari berbagai negara.
Kampanye hitam tidak jarang menyinggung hal-hal yang berbau SARA."
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Din Syamsuddin risau terhadap maraknya kampanye hitam yang bertebaran menjelang pemilihan presiden, terutama di media sosial, tatkala menghadiri tablig akbar di Stadion Manahan, Solo, 27 Mei lalu. Dia mengatakan merebaknya kampanye hitam menghalangi hak masyarakat untuk mengetahui visi dan misi calon pemimpinnya. Kondisi tersebut membuat tim kampanye dan pendukungnya terlibat aksi saling balas. Menurut Din, fenomena tersebut sangat merugikan masyarakat sebagai pemilih.
"Bila polisi lambat bertindak, bisa terjadi benturan antara massa Jokowi dan massa pendukung calon presiden lainnya."
Sekretaris Jenderal Relawan Projo, Yongki Jonacta, mengatakan serangan politik yang tak proporsional terhadap calon presiden Joko Widodo sudah masuk kategori menyebarkan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan. Dalam peresmian Projo Kalimantan Timur di Balikpapan pada 9 Mei lalu, Yongki berharap kepolisian mengusut kampanye hitam dalam pemilu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo