Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 1 Desember 2002
Selama dua menit, so-sok- yang diyakini se-ba-gai- pemimpin teroris itu di-pertontonkan di hadap-an wartawan di Markas Be-sar Kepolisian RI, Ja-kar-ta. Tak ada tanya-ja-wab, kecuali penjelasan se-orang perwira tentang ja-di diri sang pesakit-an. Dia adalah Abdul Aziz alias Imam Sa-mudra alias Kudama. Inilah orang yang paling dicari po-lisi sejak Agustus silam, ketika bom meluluh-lantakkan dua kafe di Ba-li, menewaskan sekitar 200 wisatawan asing dan war-ga lokal.
Pengakuan Imam Sa-mudra dan penjelasan po-lisi meyakinkan khala-yak bahwa aparat telah meng-gulung para pelaku aksi biadab itu. Keterampil-an me-ra-kit bom didapat da-ri peng-alam-an mere-ka ber-laga di Afganistan semasa pendudukan Uni So-viet.
Penangkapan Imam Sa-mudra, dan sebelumnya Amrozi, membuat polisi kebanjiran infor-masi, yang sebelumnya begitu sulit dicari. Kedua-nya meng-aku tak menyesal telah mengakibatkan ratus-an orang tewas. Aksi ter-sebut menurut mereka me-rupakan jihad.
Sekarang informasi po-lisi bertambah lagi. Se-te-lah menggerebek markas salah sa-lah satu tersangka teroris, Ja-bir, di Wonosobo pada 29 April la-lu, polisi mendapat dua dokumen pen-ting: buku ha-rian dan diktat pem-buatan bom.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo