Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tempo, 6 Oktober 1979
Teka-teki pergantian Gubernur Sulawesi Utara Willy Lasut dan Gubernur Sulawesi Tengah Moenafrie mulai tampak jelas. Menurut sumber Tempo, keduanya hampir pasti digeser dari jabatannya. Tinggal surat keputusan saja yang belum turun dari Presiden Soeharto, meski Menteri Dalam Negeri Amirmachmud membantah pemberhentian kedua prajurit ABRI yang dikaryakan sebagai gubernur itu.
Yang jadi masalah, alasan pemberhentian kedua gubernur ini belum jelas. Sumber Tempo menyebutkan, Jakarta menyorot Willy karena mengungkit tata niaga cengkeh yang terjadi sebelum dia menjabat gubernur. Padahal masalah itu sudah diselesaikan Opstibpus pada 1977.
Kepemimpinan Willy dianggap terlalu formal, kaku, kurang kreatif, dan tak serasi dengan muspida setempat. Sedangkan Moenafrie dinilai tak berhasil mengatasi kerawanan di daerah itu dan tak serasi bekerja dengan para pejabat teras di daerah itu. Moenafri juga dianggap kurang tanggap atas permintaan pembiayaan bagi kegiatan DPD Golkar Sulawesi Tengah.
Sabam Sirait, Wakil Ketua Komisi II DPR, mencium aroma tidak sedap dari isu pemberhentian dua gubernur itu. Menurut dia, meski keduanya berasal dari ABRI, bukan berarti mereka pengukuh kekuasaan. DPRD mestinya juga mengetahui alasan pemberhentian tersebut, karena DPRD yang paling tahu mampu-tidaknya kepala daerah itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo