Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
DULU, pada zaman Orde Baru, momok "bahaya laten komunis" kerap membuat orang merinding. Soalnya, setiap orang yang terkena cap "komunis" bisa dipastikan hidupnya akan sengsara. Kalau tidak dipenjara, ya, paling tidak anak cucunya sulit mencari nafkah. Sekarang, pada era reformasi ini, momok bahaya laten komunis--paling tidak untuk sebagian--berganti menjadi bahaya laten Soeharto. Sayangnya, obyek ketakutan tetap sama, yakni masyarakat. Sementara yang pertama masyarakat takut dicap komunis, untuk yang kedua masyarakat takut hantu Soeharto itu benar-benar datang.
Kekhawatiran akan kembalinya Soeharto itu muncul dalam jajak pendapat TEMPO yang dilakukan dua pekan lalu. Sebagian besar responden jajak pendapat ini yakin bahwa reformasi yang meletus medio Mei lalu tidak benar-benar memberangus kekuatan politik Soeharto sampai ke akar-akarnya. Meski secara formal presiden Indonesia kedua itu tidak lagi memerintah, kekuatan tangan-tangannya dipercaya masih tetap bekerja. Jadi, bagaikan hantu, sosok Soeharto memang tak hadir, tapi bayang-bayangnya--meski belum jelas terbukti--menggerayang ke sana-kemari.
Berbagai peristiwa terakhir jelas-jelas ditunjuk responden sebagai bukti masih bekerjanya "tangan" Soeharto itu. Sebutlah kenyataan masih belum terjeratnya Soeharto secara hukum--mesti bukti-bukti memastikan pria berusia 77 tahun itu banyak menyalahgunakan kekuasaan. Penggantian pejabat teras ABRI baru-baru ini diduga sebagian responden merupakan rekayasa untuk mengamankan mantan presiden itu. Banyak orang mafhum panglima tinggi ABRI yang diorbit dalam mutasi itu adalah para mantan ajudan presiden yang punya loyalitas tinggi kepada Soeharto.
Tapi betulkah Soeharto akan kembali ke panggung politik Indonesia? Meski banyak yang percaya Soeharto masih punya "gigi", ternyata tidak banyak yang yakin Soeharto masih akan kembali berkuasa di Indonesia. Mereka umumnya lebih percaya Soeharto mengendalikan pemerintahan baru Indonesia dari belakang panggung. Artinya, pemerintahan yang berlaku sekarang adalah pemerintahan boneka. Kemungkinan lain, Soeharto memang tidak dilibatkan dalam dunia politik tapi upaya-upaya penggugatan terhadapnya dibatalkan dan ia--juga keluarganya--diberi keleluasaan untuk menjalankan aktivitas ekonomi. Dengan aktivitas ekonomi itulah pelan-pelan Soeharto dan antek-anteknya mempengaruhi kebijakan politik Indonesia.
Modal Soeharto untuk tetap cawe-cawe, menurut responden, juga tidak sedikit. Soeharto paling tidak masih punya pengaruh dalam birokrasi militer. Salah satu bukti, ya, cerita tentang mutasi perwira tinggi ABRI tadi. Pangab Wiranto juga dianggap tokoh yang diandalkan Soeharto untuk tetap "bermain"--selain Presiden Habibie. Selain itu Soeharto juga punya banyak pundi-pundi uang yang akan ia mainkan sebagai kartu truf untuk mengalahkan lawan politiknya. Harap maklum, pada zaman sulit makan seperti sekarang, uang adalah juru rayu yang paling yahud. Dengan kata lain Soeharto akan memainkan jurus politik uang. Apalagi dengan kroni bisnis yang masih menyimpan aset bernilai besar, skenario kembalinya Soeharto itu menjadi sempurna benar.
Demikian menakutkankah? Barangkali tidak juga. Fakta jajak pendapat ini bisa merupakan gambaran betapa tingginya trauma masyarakat terhadap kemungkinan kembalinya Soeharto. Tiga puluh tahun dalam pemerintahan yang represif bukan waktu yang singkat untuk dilupakan begitu saja. Jadi paling tidak data ini bisa menjadi peringatan: berhati-hatilah terhadap bahaya laten Soeharto.
Arif Zulkifli
INFO GRAFISApakah Soeharto masih memiliki kekuatan politik yang besar? | Ya | 84% | Tidak | 10% | Ragu-ragu/Tidak menjawab | 16% |
| Apakah Soeharto akan kembali berkuasa dalam panggung politik Indonesia? | Ya | 27% | Tidak | 57% | Ragu-ragu/Tidak menjawab | 16% |
| Modal apa yang dimiliki Soeharto untuk kembali? | Pengaruh dalam birokrasi militer | 69% | Kroni bisnis Soeharto | 52% | Harta kekayaan pribadi dan keluarga | 47% | Pengaruh dalam birokrasi sipil | 34% | Pengaruh dalam ormas kepemudaan (PKPPI, AMPI, dll.) |
22% | Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban |
| Peristiwa apakah yang menurut Anda merupakan tanda-tanda akan kembalinya Soeharto? | Tidak segera dijadikannya Soeharto sebagai terdakwa dalam berbagai kasus korupsi | 75% | Penggantian pejabat tinggi ABRI baru-baru ini | 37% | Munculnya suara-suara yang membela Soeharto | 34% | Rencana rekonsiliasi nasional oleh Gus Dur | 24% | Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban |
| Dalam bentuk apa Soeharto akan kembali ke panggung politik Indonesia? | Pemerintahan yang dikendalikan Soeharto | 57% | Pengadilan Soeharto dibatalkan | 41% | Soeharto mendapat perlindungan khusus untuk berbisnis | 41% | Anak-anak Soeharto dilibatkan dalam politik | 25% |
Soeharto mendapat jabatan penting selain jabatan presiden | 19% | Soeharto kembali menjadi presiden | 2% | Lain-lain | 8% | Responden dapat memilih lebih dari satu jawaban |
| |
Penelitian ini dilakukan oleh Majalah TEMPO bekerja sama dengan Insight. Pengumpulan data dilakukan terhadap 508 responden di lima wilayah DKI pada tanggal 4-11 Januari 1999. Dengan jumlah responden tersebut tingkat kesalahan penarikan sampel (sampling error) diperkirakan 5 persen. Penarikan sampel dilakukan dengan metode random bertingkat (multistages sampling) dengan unit analisa kelurahan, RT, dan kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan dengan kombinasi antara wawancara tatap muka dan melalui telepon.
Tentang metodologi jajak pendapat ini:
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo