Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Internasional

DNA: Sebuah Babak Baru Peradilan Anwar

Semakin banyak bukti yang diajukan jaksa untuk membuktikan perilaku seksual menyimpang Anwar Ibrahim, semakin banyak pula bukti yang menimbulkan keraguan terhadap tuduhan itu.

18 Januari 1999 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kini kosakata DNA masuk Malaysia. Setelah AS mendadak mempunyai kosakata yang menjadi trend—karena pemeriksaan DNA Presiden Clinton dari percikan sperma di baju Monica Lewinsky—kini Malaysia juga kepingin secara "profesional" menggunakan istilah itu dalam peradilan terhadap bekas wakil perdana menteri Malaysia, Anwar Ibrahim. Maklum, semua tuduhan hubungan homoseksual terhadap Anwar terbantahkan. Maka peradilan Anwar telah memasuki tahap "Anwar, the Womanizer". Siapa tahu, kali ini tuduhan mengena di wajah Anwar secara telak. Begini ceritanya: Adalah Lim Kong Boon, saksi ahli DNA yang mengidentifikasi sperma Anwar Ibrahim di sebuah kasur yang disita polisi dari apartemen Tivoli Villa, di luar Kota Kuala Lumpur. Polisi menduga di apartemen inilah berlangsung perselingkuhan Anwar Ibrahim dengan Shamsidar Taharin, istri bekas sekretaris Anwar, Mohamad Azmin Ali. Lim Kong Boon juga menemukan cairan seksual milik Shamsidar di kasur yang sama. Nah, mirip sinetron, kan? Syahdan, di muka pengadilan, sang pakar DNA ini memperlihatkan 13 noda pada kasur yang disebutnya sebagai bekas sperma Anwar Ibrahim, noda cairan seksual Shamsidar, noda sperma laki-laki lain, dan cairan seksual dua perempuan lain. Bukti ilmiah diharapkan akan memberatkan posisi bekas wakil perdana menteri Anwar Ibrahim. Tapi, ketika diperiksa silang oleh tim pengacara Anwar, ternyata semua bukti ilmiah yang diajukan kejaksaan itu hanya berisi keraguan. Hal semacam inilah yang terjadi sejak jaksa mengajukan saksi ahli DNA untuk membuktikan telah terjadi hubungan homoseksual antara Anwar Ibrahim dan tiga laki-laki, serta perselingkuhan Anwar Ibrahim dengan Shamsidar Taharin. Dengan penuh keyakinan, Lim Kong Boon—yang mengaku sudah berpengalaman 20 tahun, menganalisis sekitar 1.000 contoh darah—menyatakan kemungkinan DNA Anwar sama dengan etnik Melayu lainnya adalah satu berbanding beberapa milyar. Artinya, kecil sekali kemungkinan sebuah DNA sama dengan DNA yang lain. Keruan saja kesaksian dari saksi ahli ini mengagetkan khalayak Malaysia karena tampaknya keterangan ini memperkuat dugaan telah terjadi hubungan seksual antara Anwar dan Shamsidar. Tapi tunggu dulu. Tes DNA boleh saja membuktikan bahwa sperma tersebut milik Anwar. Namun, menurut Lim Kong Boon dalam kesaksiannya pada Senin 11 Januari, keberadaan sperma itu tidak membuktikan bahwa Anwar sudah menggunakannya untuk hubungan seksual. "Saya setuju bahwa saya tidak bisa mengatakan dengan 100 persen bahwa kegiatan seksual telah terjadi," ujar Lim Kong Boon menjawab pertanyaan Haji Sulaiman, salah seorang pembela Anwar. Bahkan, katanya, sperma atau materi genetik lainnya bisa saja dengan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Pernyataan Lim Kong Boon ini sejalan dengan pernyataan Mohamad Rodwan Mohamad Yusof, perwira penyidik kriminal, yang tak menolak kemungkinan polisi mengambil sperma Anwar lalu meletakkannya di atas kasur. "Tuduhan kami adalah noda sperma itu diletakkan (secara sengaja)," ujar Christopher Fernando, pembela Anwar, menegaskan kecurigaannya terhadap polisi. Tapi bagaimana meletakkan segumpal sperma ke atas kasur, yang secara teknis pasti susah, tak dijelaskan. Yang jelas, tim pembela Anwar menuduh polisi telah mengambil sperma Anwar ketika Anwar pingsan dipukul polisi. Pemukulan terhadap Anwar ini akhirnya melahirkan pengunduran diri Kepala Polisi Malaysia, Abdul Rahim Noor, pada 7 Januari lalu. Abdul Rahim memang bertanggung jawab terhadap peristiwa pemukulan itu. Tapi pihak oposisi menuduh pertanggungjawaban ini telah menutup banyak pertanyaan seputar pemukulan terhadap Anwar. "Semua pertanyaan tentang siapa yang memukul Anwar masih belum terjawab," ujar Lim Kit Siang, pemimpin oposisi di parlemen. Cara-cara polisi main kayu dalam memeras pengakuan semakin terbukti. Contohnya, Sukma Darmawan, adik angkat Anwar Ibrahim, belakangan mengaku telah dipaksa polisi untuk mengakui telah disodomi Anwar Ibrahim. Apalagi pemeriksaan yang dilakukan Dr. Zahari Noor, seorang ahli forensik dari rumah sakit umum milik negara, menyebutkan bahwa tak terdapat bukti bahwa Sukma Darmawan pernah disodomi. Dengan kecenderungan tanda bukti yang selalu terbantahkan dalam kasus sodomi Anwar, kini bukti DNA dan kasur itu juga masih menimbulkan tanda tanya. Dan drama sinetron Melayu ini—seperti halnya fitrah sebuah serial sinetron—masih akan berlanjut dengan bab-bab baru yang lengkap dengan detail yang, maaf, sungguh menggelikan. R. Fadjri (Sumber: Associated Press)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus