Setelah TEMPO, 27 Oktober 1990, memuat "Angket yang Bikin Heboh", beberapa orang Saudi -- terutama mereka yang bisa berbahasa Indonesia -- datang ke rumah saya. Dengan sopan, mereka bertanya: kenapa angket begitu bisa dimuat, di mana alamat Arswendo, bagaimana reaksi pemerintah Indonesia. Tentu saya terkejut. Lantas saya menjelaskan bahwa masalah tersebut sedang diurus pemerintah Indonesia. Yang lebih mengejutkan, ketika saya ditegur seorang Saudi di depan kantor pos Al-Ballad, setelah ia menanyakan apakah saya orang Indonesia atau Pilipino. Dia langsung marah-marah. Dikatakannya: Indonesia no good, Nabi disejajarkan dengan orang biasa, Indonesia tak mengerti sejarah. Ia kemudian menarik saya masuk ke dalam mobil. Sambil menunjuk ke foto Arswendo di TEMPO, ia menambahkan: apa orang ini tak pernah datang ke Mekah? Apa ia tak pernah naik haji? Lihat, umat Nabi Muhammad di sana! Coba lihat! keluar, saya menjawab, "Ya, orang ini memang no good." Memang, umat Islam mana yang tak tersinggung dengan angket semacam itu. Syukurlah, walaupun saya senang membaca, saya tak pernah tertarik dengan tulisan Arswendo. H. NURATIM SUBARI Ministry of Defence & Aviation King Faisal Naval Base General Services Division PO Box 2704 Jeddah 21461 Saudi Arabia
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini