Akhir-akhir ini kami, warga di sekitar Jurangmangu, Tangerang, selalu berdebardebar bila mulai mendung. Soalnya, takut akan datangnya banjir yang cukup besar. Sejak real estate Bintaro Jaya melebar hingga ke kawasan Pondok Aren (konon akan menyatu dengan Bumi Serpong Damai), penderitaan warga Jurang Mangu kian meningkat. Soalnya, tanah yang tadinya bisa untuk rembasan air menjadi punah. Pada tahun-tahun lalu, banjir datang hanya satu kali dalam setahun, kini hujan sebentar saja sudah menyebabkan banjir. Misalnya, pada saat menjelang tahun baru 1993. Pada saat orang lain bergembira, kami warga setempat, menjelang tahun baru 1993, dilanda banjir yang arusnya bisa menyeret orang dewasa, apalagi anak-anak. Untung, ada seseorang yang berinisiatif mengingatkan warga melalui pengeras suara di mesjid. Kami tahu bahwa yang menyebabkan banjir meningkat dari tahun ke tahun adalah karena perluasan pembangunan tanpa wawasan lingkungan. Mengapa perwakilan Bintaro Jaya tidak mau memberikan perhatian kepada lingkungan sekitarnya? Padahal, surat imbauan dan undangan telah dikirimkan. Apakah harus menunggu korban jiwa? Jangan tanya berapa kerugian harta akibat terendam air. Mengapa tidak ada pejabat BJ yang mau hadir pada rapat yang dihadiri wakil warga perumahan sekitar BJ, pejabat pemda, pejabat instansi. Kami yakin bahwa Pak Ciputra adalah sosok yang sangat berwawasan lingkungan. Mudahmudahan jiwa tersebut dapat mempengaruhi pejabat pengelola Bintaro Jaya. Marilah duduk bersama dengan wakil Kompleks Iwapi, Safari Indah, Jurangmangu Permai, Taman Mangu, wakil masyarakat Jurangmangu, PU daerah, pemda setempat, untuk membicarakan masalah ini. SEORANG WARGA JURANGMANGU
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini