Bantahan PT McKinsey Indonesia

KAMI amat terganggu dengan artikel yang dimuat di TEMPO Edisi 24 September tentang hubungan McKinsey Indonesia dengan BPPN, karena tulisan itu menyajikan informasi yang menyesatkan tentang perusahaan kami. Tidak ada usaha dari TEMPO untuk meminta komentar agar kami bisa membantah berita tersebut.

1. Dalam artikel itu tertulis bahwa McKinsey gagal membentuk lembaga manajer proyek untuk menangani komunikasi eksternal BPPN. Faktanya, pembentukan lembaga tersebut tidak termasuk dalam kontrak yang harus ditangani McKinsey, walaupun McKinsey telah mengidentifikasikan kebutuhan untuk mengembangkan kemampuan komunikasi dan meng-usulkan agar BPPN membuat unit komunikasi tersebut.
2. Artikel itu juga menyebutkan telah terjadi tumpang-tindih dalam proyek High Performing Assets Disposal dan Quick Wins Salim Plantation. Faktanya, komponen Quick Wins memperlihatkan ada kejadian yang memberi dampak besar yang bisa dicapai dalam waktu dekat, sasaran yang tidak akan tumpang-tindih dengan tujuan HPAD untuk membuat strategi jangka panjang, dan struktur untuk unit penjualan aset.
3. TEMPO juga menyebutkan bahwa McKinsey kerap mengirim tenaga yunior. Seperti proyek-proyek McKinsey di seluruh dunia, kontrak kami dengan BPPN memperlihatkan konsultan seperti apa yang akan ditugaskan dalam proyek tersebut. Tidak ada ada indikasi dari BPPN yang kami terima bahwa komposisi kami melenceng dari kontrak.

CHARLIE TAYLOR Country Manager PT McKinsey Indonesia Wartawan TEMPO telah berkali-kali berdiskusi dengan Dean Carignan, Public Relation Officer McKinsey Indonesia, sebelum menurunkan tulisan itu. Tetapi Carignan, seperti juga Anda (Charlie Taylor), tidak mau berbicara banyak. Alasannya, menyangkut hubungan dengan klien.—Red.