Belajar manajemen pers di as

ADA sebuah pesan orang-orang tU.l biJak yang berbunyi: "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina." Kalau Yusril Djalinus, 44 tahun, kini "melanggar" pesan orang-orang tua itu dengan menuntut ilmu ke Amerika Serikat, jauh melampaui Cina, bukan lantaran kita tak punya hubungan diplomatik dengan Beijing, melainkan karena ilmu yang akan ditimbanya sudah berkembang lama di Negeri Paman Sam. ~Redaktur Eksekutif TEMPO ini akan memperdalam pengetahuan dalam bidang manaj~men pers di Saint Michael's College. Winooski, Vermont. Keberangkatan Yusril ke Amerika, sejak pertengahan Mei lalu, sekalipun membuat k~ur~si redaktur eksekutif menjadi lowong, tak membuat kami merasa perlu mendudukkan- ~corang pengganti di situ. Kami memutuskan untuk menghapus Jabatan itu dari organisasi redaksi TEMPO. Kalau pada penerbitan minggu ini Anda masih melihat jabatan redaktur eksekutif masih tercantum dalam daftar pengasuh, hal itu semata-mata karena masalah teknis. Ada sejumlah nama dari ~biro TEMPO dan penggantian beberapa nama lembaga baru akhir pekan lampau setelah lembaran Kontak Pembaca dan Ko~mentar, halaman pemuatan daftar anggota ~~redaksi, dikirim ke percetakan - kami putus~kan untuk dicantumkan dalam deretan nama pengasuh tersebut. Penghapusan jabatan redaktur eksekutif, ~tak berarti membuat Yusril kehilangan tem~pat lingkungan redaksi. Ia kami promosi, menjadi redaktur senior - bersama Harun Musawa dan Herry Komar. Pemberian kesempatan kepada karyawan memperdalam ilmu, terutama untuk jangka waktu lebih dari setahun, bukan pertama kali kami lakukan. Mereka yang pernah mempergunakan kesempatan itu - dengan cuti di luar tanggungan kantor - antara lain, Salim Said, yang kemudian berhasil meraih gelar doktor ilmu politik dari Ohio State Univcrsity, Columbus, serta Toeti Kakiailatu, yang belajar planologi kota pada University of British Columbia, Vancouver, dan sudah tiga tahun di sana. Salim, kini anggota Dewan Film, tak lagi bersama kami, sementara Toeti masih tetap bekerja untuk TEMPO dengan jabatan koresponden. Mengapa Yusril memilih manajemen pers? Manajemen penerbitan bukan dunia yang asing baginya. Ia adalah peletak dasar organisasi, sistem kerja, dan sistem informasi lembaga koordinasi reportase di TEMPO. "Urang awak" kelahiran Jakarta, yang dibesarkan di Purwakarta dan Bandung, sekalipun mengawali karier wartawan sebagai reporter Olah Raga dan Pendidikan, selama 17 tahun usia TEMPO memang lebih banyak terlibat di bidang manajerial ketimba~ng redaksional. Ia membawahkan institusi koordinasi reportase selama hampir sepuluh tahun . Tahun 1983, Yusril, diangkat menjadi redaktur pelaksana, jabatan yang juga lebih banyak mengurus masalah manajemen, antara lain mengenal kelancaran lalu hntas naskah setiap minggu, ketimbang penulisan. Pengalaman itu pula yang kemudian dipakai direksi PT Grafiti Pers, penerbit TEMPO, sebagai salah satu pertimbangan dalam mempercayakan jabatan wakil direktur produksi pada Yusril, dua tahun kemudian. Yusril, yang akan tinggal di Winoo~ski bersama istri dan tiga anaknya, diperkirakan akan kembali ke tanah air pada 1990.