Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Berita Tempo Plus

Catatan untuk Gus Dur

28 Desember 1998 | 00.00 WIB

Catatan untuk Gus Dur
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Bagi saya, Abdurrahman Wahid alias Gus Dur bukanlah seorang moralis atau humanis, tetapi lebih tepat dikategorikan sebagai politikus. Beberapa catatan terhadap sepak-terjang Gus Dur menunjukkan hal itu. Tahun 1984, ketika pecah tragedi berdarah Tanjungpriok, komentar Gus Dur sama sekali tidak menyentuh kepentingan ratusan korban (yang tewas dan luka-luka), tetapi lebih condong kepada pembelaan terhadap ABRI (Benny Moerdani dan Try Sutrisno) serta pemerintah (Soeharto). Bahkan dengan sigap Gus Dur mendampingi Benny Moerdani (ketika itu menjabat Panglima ABRI) berkeliling ke berbagai pesantren, menemui para ulama, untuk meyakinkan kepada kalangan ulama bahwa tragedi Tanjungpriok merupakan sebab-akibat yang "bisa dimengerti" dan sama sekali bukan tragedi pembantaian terhadap umat Islam. Ketika warga NU di Timor Timur diusir disertai pula dengan perusakan masjid dan tempat ibadah lainnya (September 1995), yang pertama-tama dilakukan Gus Dur adalah mengimbau kepada umat Islam agar tidak terpancing dan melakukan tindakan destruktif. Sebuah imbauan yang sangat janggal. Sebab, bagaimana mungkin korban yang sudah teraniaya itu bisa melakukan tindakan destruktif. Begitu juga dengan peristiwa Banyuwangi (dan sekitarnya). Ketika pertama kali Gus Dur berkomentar, peristiwa itu sudah agak lama berlangsung, dan titik perhatian Gus Dur juga tidak tertuju kepada korban dan keluarganya, tetapi kepada ABRI, yang ditudingnya berada di balik semua kejadian itu. Bahkan dengan enteng Gus Dur menuding dalang peristiwa Banyuwangi duduk di kabinet. Baru setelah itu NU membentuk tim pencari fakta. Masih banyak catatan lain yang menunjukkan bahwa Gus dur memang politikus, bukan moralis atau humanis. Sebab, seorang moralis atau humanis lebih cenderung menolong korban (dan keluarganya), tanpa memandang latar belakang politik dan muatan ideologis yang menyertai sebuah tragedi. Dan bukan lebih berpihak kepada embusan angin. Irfan Suryahardy Suryodiningratan MJ 2/721 Mantrijeron, Yogyakarta 55141

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600
Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x100
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus