Di peta Indonesia yang berskala 1:12 juta, Pulau Singkep terlihat sebesar sebutir pasir di pantai. Namun, jika dilihat di peta Kepulauan Riau, Pulau Singkep mirip bentuknya dengan Benua Australia. Selama dua abad, pulau itu dikenal sebagai pulau penghasil timah putih. Karena satu dan lain hal, sebentar lagi kegiatan penambangan timah di pulau itu akan tamat. Saat ini, Dabo Singkep sungguh terasa sepi bak kota mati. Soalnya, banyak pejabat dan karyawan PT Timah yang dimutasikan atau "dipensiunmudakan". Banyak pula pemudanya mencari pekerjaan ke Pulau Batam dan Pulau Bintan. Satu-satunya rumah sakit kepunyaan PT Timah yang selama ini banyak membantu masyarakat setempat dan sekitarnya dalam pelayanan kesehatan apabila tidak ada pihak yang mau menanganinya, dalam waktu dekat ini akan ditutup. Begitu pula rute pesawat Sempati Jakarta-Singkep (pulang pergi), yang tadinya dua kali seminggu, mulai Oktober ini disetop. Ini menambah rasa prihatin kami di pulau ini. Sebetulnya, potensi alam dan geografis Pulau Singkep tidak kalah jika dibandingkan dengan Pulau Batam dan Pulau Bintan. PT Timah pernah menjajaki untuk mengembangkan peternakan domba, kemudian sebagian karyawannya ada yang mencoba membudidayakan tanaman jarak, lalu BPPT menginginkan agar Singkep menjadi daerah kawasan berikat dengan Otorita Batam, dan terakhir Menteri Pertambangan dan Energi ingin menjadikan Singkep sebagai daerah peternakan udang. Namun, semua itu baru rencana, dan masyarakat Singkep menunggu realisasinya dengan harap cemas. Hayo, siapa yang mau membangun Pulau Singkep? SALMAN A.R. Pelajar SMA I Kelas III A1 Jalan Pelajar Dabo Singkep 29171 Riau
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini