Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Percayakah Anda bahwa kondisi ekonomi Indonesia pada 2011 akan lebih baik dibanding 2010?
(Periode 29 Desember 2010-5 Januari 2011) |
||
Ya | ||
44,49% | 339 | |
Tidak | ||
49,87% | 380 | |
Tidak Tahu | ||
5,64% | 43 | |
Total | 100% | 762 |
EKONOMI Indonesia pada 2010 tumbuh cukup impresif, 6 persen. Angka pertumbuhan itu ditunjang konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah. Berbagai lembaga finansial dan media massa internasional pun memuji kinerja ekonomi negeri ini. Cadangan devisa juga meningkat, mencapai rekor tertinggi dalam sejarah.
Ada juga terselip kabar kurang enak. Melihat kinerja ekonomi yang sedikit merosot pada paruh terakhir tahun ini, Bank Dunia sempat merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 menjadi 5,9 persen saja. Pasalnya, terjadi lonjakan harga dan konsumsi pangan, yang berkontribusi terhadap peningkatan inflasi. Selain itu, faktor-faktor domestik, seperti gangguan cuaca terhadap pertanian, pertambangan, dan penggalian, membuat gerak maju ekonomi Indonesia sedikit terhambat. Angka kemiskinan dan pengangguran juga belum turun banyak.
Dua fakta yang sedikit bertolak belakang ini membuat persepsi publik terbelah. Meski pada 2011 pemerintah membuat proyeksi optimistis—ekonomi diramalkan tumbuh 6,4 persen—khalayak tak sepenuhnya yakin. Jajak pendapat di situs Tempo Interaktif sepanjang pekan lalu menunjukkan hal itu.
Sebanyak 380 responden atau 49,87 persen tak percaya tahun ini kondisi perekonomian bakal membaik. Adapun separuh sisanya, 44,49 persen, percaya pada ramalan pemerintah. Ekonom Universitas Gadjah Mada, Sri Adiningsih, sepakat jika publik tidak terlalu percaya diri. Meski masa-masa terburuk krisis telah terlampaui tahun ini, dia yakin kondisi perekonomian masih rapuh. ”Pertumbuhan naik tapi pelan,” kata Sri.
Koleganya dari Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada, Anggito Abimanyu, justru lebih optimistis. ”Aliran modal masuk masih deras pada 2011 ini, sehingga pasar modal akan terus berkembang,” kata Anggito, Kamis pekan lalu.
Indikator Pekan Depan SUHU politik nasional memanas pekan-pekan ini. Meski pemerintah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono baru berjalan setahun, partai-partai politik mulai sibuk mencari pasangan calon presiden dan wakil presiden untuk 2014. Sejumlah tokoh digadang-gadang. Dari Partai Golkar, muncul nama Aburizal Bakrie. Partai Amanat Nasional mengajukan Hatta Radjasa. Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan menyodorkan Puan Maharani, putri Megawati. Tapi tak bisa dimungkiri, calon yang paling menyita perhatian adalah Ani Yudhoyono. Sejumlah pentolan Partai Demokrat sudah mulai berani mengajukan nama istri SBY itu ke bursa calon presiden. Menurut Anda, layakkah Ani Yudhoyono mengajukan diri sebagai calon presiden pada Pemilihan Umum 2014? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo