Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Gejala Apa Ini ?

2 September 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ketika Harry Roesli (HR) memelesetkan lagu Garuda Pancasila, polisi dengan sigap langsung mengusutnya dengan pelbagai tuduhan yang terkesan dicari-cari. Walaupun secara positif HR sendiri sudah meminta maaf kepada keluarga pencipta lagu tersebut, sekaligus mengakui bahwa ia telah melanggar etika, pasti polisi tak mau tahu. Sebaliknya, ketika gambar/potret presiden yang sah (Gus Dur) di-sweeping dan dibakar seperti laiknya penjahat, ke mana polisi waktu itu? Apakah tindakan anarkis itu masih tergolong normal menurut polisi, sedangkan HR sudah mengganggu ketertiban? Dr. CHRISDIONO M. ACHADIAT, Sp.O.G. Kediri, Jawa Timur

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus