Dunia seni rupa Indonesia kehilangan satu tokohnya, Gendut Riyanto. Ia meninggal Senin pagi pekan lalu setelah tiga hari terbaring sakit di rumah tinggalnya, di Jalan Wijaya Kusuma V, Cikunir, Bekasi, Jawa Barat. Jenazah Gendut dimakamkan di pe-makaman umum Kompleks BRI Cikunir, Senin siang.
Gendut dikenal sebagai pelukis yang juga menekuni sastra. Ia paling banyak dikenang koleganya karena aktivitasnya dalam Gerakan Seni Rupa Baru (GSRB), gerakan yang menggugat konvensionalisme seni rupa pada paruh kedua 1970-an. Semasa kuliah di Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) Yogyakarta—kini Institut Seni Indonesia (ISI)—Gendut pun aktif di Kelompok Kepribadian Apa (Pipa).
Gendut tergolong perupa yang tak terpaku pada satu jenis karya. Ketika menekuni lukisan, Gendut menjadi satu dari sedikit seniman yang punya kecenderungan pada aspek grafis, terutama grafis yang dihasilkan komputer. "Waktu itu belum banyak perupa yang tertarik pada komputer," kata Jim Supangkat, yang beberapa kali menggelar pameran bersama Gendut.
Bersama Nyoman Nuarta dan S. Malela, Gendut pernah menggelar pameran berjudul The Silent World di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, 13-18 Oktober 1989. Pameran itu disebut sebagai "Pameran Seni Rupa Baru Proyek 2". Proyek pertama digelar pada 1987 di Pasaraya Dunia Fantasi, Jakarta. Dua pameran ini dianggap sebagai wujud keberadaan kelompok seni rupa baru itu.
Bagi Gendut, itu baru pe-manasan. Karya Gendut yang dipamerkan di Jakarta kemu- dian disertakan pada Australia and Regions Artists Exchange (ARX), di Perth, Australia, 3-15 Oktober 1989. ARX merupakan arena per- tukaran pikiran dan pengalaman sambil mempertontonkan karya para perupa asal Australia, Selandia Baru, dan negara-negara Asia Tenggara. Hajatan di Australia itu mengambil tema metro-mania dengan tema masalah perkotaan.
Selain menekuni lukisan, lelaki kelahiran Solo, 1 Desember 1955, itu juga menulis puisi. Seperti karya lukisnya, Gendut menawarkan puisi baru yang bermatra rupa-grafis. Karena itu, banyak yang menyebut puisinya sebagai karya rupa-grafis yang punya ekspresi puitis. Sebuah paduan antara seni rupa, sastra, dan grafis sekaligus. Kumpulan puisinya diterbitkan dalam buku kumpulan puisi ber- judul Habis Gelap Terbitlah Gelap. Buku setebal 96 halaman itu diterbitkan Yayasan Dialog Seni Rupa dan Yayasan Bentang Budaya, Yogyakarta, pada 1994.
Sejak itu, Gendut sempat menghilang dari ingar-bingar pameran lukisan. Namun, menurut Jim Supangkat, beberapa bulan lalu Gendut mengutarakan niatnya kembali melukis dan menggelar pameran. Niat Gendut untuk "kembali" tampaknya serius. Tak kurang dari 17 lukisan baru diselesaikannya. Kini, Gendut hanya bisa mewariskan karyanya itu untuk istri dan kedua anaknya.
"Kami kehilangan udara sehat, tapi selalu tak bisa berbuat banyak."
- Inung Syahbana, warga Ciketing Udik, Bantargebang, Bekasi, kepa- da Koran Tempo, Senin pekan lalu, tentang perpanjangan kerja sama tempat pembuangan akhir sampah Bantargebang antara pemerintah Bekasi dan DKI Jakarta.
"Ada kesan tidak menyenangkan bahwa PPP hanya menjadi pelengkap penderita untuk PDIP."
- Habil Marati, Bendahara Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menanggapi gagasan tentang koalisi permanen antara partainya dan Partai Demokrasi Indonesia Per- juangan (PDIP) menjelang Pemilu 2004.
Tempo Doeloe
5 Januari 1592
Shah Jahan, raja dari dinasti Mughal, lahir. Dialah pendiri Taj Mahal.
5 Januari 1947
Inggris menasionalisasikan perusahaan-perusahaan tambang batu bara.
6 Januari 1496
Benteng kaum Moor di Alhambra, dekat Granada, takluk pada pasukan Kristen.
6 Januari 1967
Gabungan 16 ribu tentara Amerika Serikat dan 14 ribu tentara Vietnam Selatan memulai serangan besar-besaran di Segitiga Besi, di sebelah barat daya Saigon.
7 Januari 1789
Untuk pertama kalinya diselenggarakan pemilihan presiden di Amerika Serikat.
7 Januari 1959
Amerika Serikat mengakui pemerintahan baru Fidel Castro di Kuba.
8 Januari 1958
Bobby Fisher menang dalam Ke- juaraan Catur Amerika Serikat untuk pertama kalinya pada usia 14 tahun.
8 Januari 1973
Perundingan damai rahasia antara Amerika Serikat dan Vietnam berlangsung di dekat Paris.
9 Januari 1792
Ottoman menandatangani pakta dengan Rusia untuk mengakhiri perang yang sudah berlangsung lima tahun.
9 Januari 1937
Rezim di Italia melarang perkawinan antara warga Italia dan Abyssinia.
10 Januari 1863
Metropolitan, kereta bawah tanah pertama di dunia, dibuka bagi publik di London.
10 Januari 1946
Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa melangsungkan sidang pertamanya di London.
11 Januari 1913
Mobil jenis sedan yang pertama, sebuah Hudson, dipamerkan di New York.
11 Januari 1963
Whiskey-a-go-go, diskotek pertama di dunia, dibuka di Los Angeles.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini