Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Poin penting
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mewanti-wanti para wartawan soal tahun politik.
Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf dianugerahi gelar doktor honoris causa dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Mantan Ketua KPU, Arief Budiman, ditunjuk sebagai Komisaris PT Indonesia Power.
ARSIP
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Edisi 15 April 1989 berjudul "Hakim Pun Digugat" mengulas Ramini, seorang penduduk Desa Martasinga di Cirebon, Jawa Barat, yang menggugat Ketua Pengadilan Negeri Sumber karena melelang tanah dan rumahnya tanpa pemberitahuan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
KUTIPAN
PENGHARGAAN
13 Februari 2023
Yahya Cholil Staquf
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf menyampaikan keterangan pers terkait Resepsi Puncak Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) di Plaza PBNU, Jakarta Januari 2023. Antara/Aprillio Akbar
KETUA Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama ini menerima penganugerahan gelar doktor kehormatan dari Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Gus Yahya dinilai berkontribusi dalam mewujudkan perdamaian dan moderasi beragama melalui pemikiran dan langkah strategisnya. Pemikiran dan aktivisme Gus Yahya juga diakui dunia. Namanya menempati urutan ke-19 dalam daftar 50 besar tokoh muslim berpengaruh dunia 2023 versi Pusat Pembelajaran Strategis Kerjaan Islam Yordania. Ia pernah menjadi juru bicara Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur serta penasihat Presiden Joko Widodo dalam urusan agama. Lahir di Rembang, Jawa Tengah, 16 Februari 1966, Gus Yahya adalah alumnus Departemen Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pada 1984. Ia putra salah satu pendiri Partai Kebangkitan Bangsa, Cholil Bisri, serta kakak kandung Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas. Selain Gus Yahya, UIN Sunan Kalijaga menganugerahkan gelar doktor honoris causa kepada Sudibyo Markus dari Dewan Pakar Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat Muhammadiyah serta Kardinal Miguel Angel Ayuso Guixot yang menjabat Presiden Badan Kepausan untuk Dialog Lintas Agama Vatikan.
PENUNJUKAN
12 Februari 2023
Arief Budiman
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Arief Budiman saat ditemui Tempo di Kantor KPU, Jakarta, Selasa, 27 Oktober 2020. Tempo/M Taufan Rengganis
MANTAN Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini menduduki posisi baru sebagai Komisaris PT Indonesia Power. Anak perusahaan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) ini menunjuk Arief menjadi komisaris bersama Muhammad Priharto Dwinugroho, Djoko Siswanto, dan Lukmanul Haki. Arief adalah lulusan S-1 Sastra Inggris Universitas 17 Agustus 1945, Jakarta. Ia lantas meneruskan studi S-1 Hubungan Internasional Universitas Airlangga, Surabaya, dan S-2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada. Pria yang lahir di Surabaya, 2 Maret 1974, ini sebelumnya malang-melintang sebagai anggota KPU Provinsi Jawa Timur periode 2004-2012, anggota KPU periode 2012-2017, dan Ketua KPU periode 2017-2022. Namun Arief tak menuntaskan tugasnya sebagai Ketua KPU. Pada Januari 2021, Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu memberhentikan Arief karena dinilai melanggar etik dengan mendampingi eks Komisioner KPU, Evi Novida Ginting Manik, menggugat pemberhentiannya ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Jakarta. DKPP memberhentikan Evi satu tahun sebelumnya.
MENINGGAL
15 Februari 2023
Zaenal Ma'arif
Mantan Wakil Ketua DPR RI Zaenal Ma'arif di Gedung MPR/DPR RI Jakarta, 30 Juli 2007. Tempo/Imam Sukamto
MANTAN Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat ini berpulang pada usia 67 tahun karena sakit. Ia memiliki riwayat stroke sejak 2015. Zaenal meninggal setelah sempat dirawat di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah dan dipindahkan ke Rumah Sakit Umum Daerah Dr Moewardi di Solo, Jawa Tengah. Ia pertama kali dilarikan ke rumah sakit karena mengalami perdarahan otak pada 21 Desember 2022. Zaenal menjabat Wakil Ketua DPR periode 2004-2009. Namun ia mengundurkan diri dari jabatannya itu pada 2007. Sepanjang kariernya sebagai politikus, pria asal Solo ini pernah menjadi anggota Partai Persatuan Pembangunan, Partai Bintang Reformasi, dan Partai Demokrat. Setelah pensiun sebagai legislator, alumnus S-1 Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada ini melanjutkan studi S-2 di Universitas Muhammadiyah Surakarta. Ia menjadi dosen di kampus almamaternya tersebut. Zaenal meninggalkan istri, Rohana, tiga anak, dan enam cucu.
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo