SAYA, warga Perumnas Bojongmenteng, Rawalumbu, Bekasi Timur, Jawa Barat, sejak 1997, belum bisa menikmati fasilitas telepon.
Beberapa waktu lalu, berbekal surat pengantar dari RT, RW, dan lurah, kami mengajukan permohonan pemasangan telepon ke Kantor Telkom Cabang Bekasi, tapi mendapat jawaban, untuk memasang jaringan telepon, biaya investasinya sangat mahal.
Semangat kami tak surut. Bersama dengan sejumlah warga, kami melakukan pendataan bagi warga yang memerlukan jaringan telepon. Ternyata di blok B saja ada 200 pendaftar yang ingin memasang telepon. Padahal, Perumnas Bojongmenteng terdiri atas 4 blok, yaitu blok A, B, C, dan D, yang total rumahnya berjumlah 1.600 buah. Kita ambil contoh, apabila di blok B saja ada 200 pendaftar, kalau kita pukul rata, dari blok A sampai blok D sudah ada 800 pemasang. Apakah ini bukan merupakan pangsa pasar yang sudah jelas untuk Telkom?
Apakah kenyataan seperti di atas tidak dapat menjadi bahan pertimbangan Telkom? Lebih ironis lagi, Telkom Bekasi pada April dan Mei 2001 mengadakan bulan promosi pemasangan sambungan baru, tapi kenapa di kompleks pe- rumahan kami Telkom susah sekali masuk?
Yang membuat kami penasaran, di sekeliling perumahan kami, jaringan telepon sudah masuk. Pada saat ini, Telkom Divisi Regional II Jakarta sedang menjalin kerja sama dengan Pemerintah Kota Bekasi. Kerja sama ini sejalan dengan perencanaan dan pembangunan tata kota melalui perluasan jaringan telekomunikasi di wilayah Kota Bekasi.
SUKARMAN
Perumnas Bumi Bekasi Baru IV
Bojongmenteng, Rawalumbu Bekasi Timur
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini