SAYA, pengguna jasa kereta rel listrik/kereta rel diesel (KRL/KRD) Jakarta-Bekasi pulang-pergi, mengingatkan agar penumpang lain hati-hati naik kereta KRL/KRD di Stasiun Cakung dan Klender, Jakarta Timur.
Pada Jumat, 11 Mei 2001, saya dan istri naik KRL terakhir dari Bekasi. Ketika kereta mulai berjalan dari stasiun Klender menuju Jatinegara, tiba-tiba ada penjambret yang merebut tas saya, yang berisi uang dan handphone (nomor 0817139706). Tentu saja kami berusaha mempertahankannya, tapi kalah dengan kecepatan dan kelihaian si penjambret, yang langsung turun saat kereta mulai melaju kencang. Kami tidak dapat berbuat apa-apa dan tak berani mengambil risiko mengejar mereka dalam kondisi kereta berjalan kencang. Kami hanya meneriakinya dari atas kereta, ”JambreeetÖ,” yang hanya dibalas dengan senyuman oleh pelaku. Kami hanya bisa menonton si penjambret yang membawa ”hasil jerih payah kami” berjalan dengan santai di sarang komplotannya, di peron stasiun itu, dan akhirnya kami harus mengikhlaskannya demi ketenangan dan kesehatan kejiwaan kami.
Sekali lagi, kami mengingatkan agar para pengguna KRL/KRD hendaknya hati-hati dengan barang bawaannya dan waspada terhadap orang di samping kanan-kirinya. Lebih baik mau bersosialisasi/berkenalan dengan sesama penumpang sehingga membuat ”jaringan pengamanan bersama” dan akan mengetahui ”penumpang nakal” di sekitar kita. Dan jika membawa barang berharga, hindari duduk apalagi berdiri dekat pintu.
Mohon kiranya kepolisian menambah personel di daerah-daerah rawan tersebut, yang memberikan pengamanan secara terbuka dan tertutup. Kalau perlu, demi menumbuhkan rasa aman bagi masyarakat, lakukan tindakan tegas di tempat.
PT KAI hendaknya lebih meningkatkan koordinasi pengamanan dengan berbagai pihak, baik formal maupun informal, sehingga tercipta KRL/KRD yang murah, cepat, dan nyaman.
MUJIISWAND
[email protected]
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini