Surat dari Redaksi TAK terasa, waktu berlalu begitu cepat. Soalnya, suasana itu berlangsung amat akrab, informal, penuh guyon dan gelak tawa. Itulah yang terjadi ketika Jaksa Agung Singgih mengunjungi TEMPO, Rabu pekan lalu. "Kami ingin mengetahui bagaimana berita itu dipersiapkan, karena itu kami datang langsung kemari," ujar Singgih. Dan untuk itu, tak kepalang tanggung Singgih memboyong sejumlah staf pentingnya. Ada Jaksa Agung Muda Bidang Intelijen Soekarno, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Umum D. Suherman, Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus Soesandi, dan ada pula Kepala Kejaksaan Tinggi DKI Jakarta A. Soetomo, selain Kepala Humas Soeprijadi, serta sejumlah staf lainnya. Karena begitu lengkapnya "kontingen" Kejaksaan Agung, acara ''kongko-kongko'' ini menjadi begitu "ramai". Tak ada pertanyaan yang dilemparkan orang-orang TEMPO yang tak bisa dijawab oleh tamu-tamu penting itu. Mulai dari mengapa jaksa menuntut hukuman maksimal untuk Arswendo Atmowiloto -- eks pemimpin redaksi Monitor itu -- soal cekal yang menimpa pengajar Universitas Satya Wacana Arief Budiman, sampai soal terlibat atau tidaknya eks Dirut Bank Duta Abdulgani dalam perkara korupsi yang kini dituduhkan pada Dicky Iskandar Di Nata. Dalam pertemuan itu, bukan cuma kami yang punya kesempatan bertanya. Jaksa Agung dan para stafnya pun menanyakan berbagai hal teknis yang menyangkut soal penerbitan majalah ini. Singgih, misalnya, bertanya, "Bagaimana kisah munculnya motto TEMPO, Enak Dibaca dan Perlu?" Pemimpin Redaksi Goenawan Mohamad beserta sejumlah wartawan TEMPO lainnya memberikan berbagai jawaban yang diperlukan. Tentu saja, kunjungan Jaksa Agung ke TEMPO tak cuma diisi acara tanya jawab. Para tamu, misalnya, sempat mengelilingi dapur TEMPO, termasuk mengunjungi perpustakaan. Bahkan Jaksa Agung sempat menghadiahkan sejumlah buku untuk perpustakaan TEMPO. Karena kunjungan ini kebetulan masih dalam bulan puasa, Jaksa Agung dan para stafnya berbuka bersama di kantor kami, serta salat magrib berjemaah di musala, di lantai dasar Gedung TEMPO. Singgih memang bukan Jaksa Agung pertama yang mengunjungi TEMPO. Baru beberapa bulan dilantik, Sukarton Marmosudjono -- ia kemudian meninggal dunia, dan Singgih menggantikannya sudah bertandang ke kantor kami. Sejumlah pejabat tinggi lainnya, seperti Menteri Dalam Negeri Rudini, Menpan Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Negara KLH Emil Salim, dan Menpora Akbar Tandjung, sudah pernah menjadi tamu kami. Dengan kunjungan seperti ini, hubungan dengan para pejabat tinggi -- salah satu sumber berita penting bisa terjalin lebih akrab. Dengan demikian, diharapkan bahwa penguberan berita bisa berjalan lebih lancar. Akhirulkalam, pembaca, pekan ini bulan Ramadan akan berakhir dan datanglah waktu Lebaran. Kepada seluruh pembaca dan relasi, keluarga besar TEMPO mengucapkan minal aidin walfaizin, mohon maaf lahir dan batin.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini