Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Pandemi Corona

Corona dan ketergantungan anak pada gadget.

28 Maret 2020 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Poin penting

  • Pandemi corona jangan membuat kita lupa kasus besar lain.

  • Ketergantungan anak pada gadget harus dihentikan.

Jangan Lupa Kasus Lain

USAHA menghentikan penularan Covid-19 dengan social distancing tampaknya belum terlalu efektif karena masalah kedisiplinan masyarakat Indonesia. Jumlah kasus positif Covid-19 terus bertambah. Tapi, pada satu sisi, ada mata pencarian yang memang tidak bisa ditinggalkan dan warga yang harus tetap bekerja, seperti petani sawah; petani kebun; buruh pabrik; sopir ojek online atau ojek pangkalan; pengusaha mikro, kecil, dan menengah; serta pekerja-pekerja lain dengan sifat harus bekerja untuk menjalankan roda produksi. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keadaan ini membingungkan bagi masyarakat menengah ke bawah, ketika mereka dipaksa berdiam di rumah sementara ada kebutuhan lain yang tidak bisa diabaikan sama sekali. Tampaknya, uluran bantuan pemerintah untuk memelihara kebijakan social distancing belum kentara dari segi ekonomi sebagai dasar atau motor penggerak kehidupan masyarakat. 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Ditambah dengan adanya rasa khawatir akan lahirnya krisis moneter, yang menjadi pikiran setiap hari masyarakat menengah ke bawah ialah harga-harga bahan kebutuhan pokok bakal naik drastis. Sebab, penghasilan masyarakat saat ini sedang karut-marut akibat daya konsumsi atau daya beli terhenti seketika sebagai konsekuensi dari social distancing. Nilai tukar rupiah pada 24 Maret 2020 berada pada posisi 16.486 per dolar Amerika Serikat. 

Sebelum wabah Covid-19, ada permasalahan yang kerap diperbincangkan, yaitu omnibus law cipta lapangan kerja. Tujuan pembentukan omnibus law cipta lapangan kerja adalah memacu pertumbuhkan ekonomi Indonesia dan menjadi undang-undang sapu jagat dalam Kabinet Indonesia Maju sebagai jalan lurus percepatan kemajuan ekonomi. Dalam setiap kenaikan 1 persen perekonomian Indonesia, dibutuhkan akumulasi kapital sebanyak Rp 800 triliun, dan target yang dipasang dalam periode kepemimpinan Presiden Joko Widodo adalah Rp 4.800 triliun. 

Pembahasan omnibus law cipta lapangan kerja terhenti dengan kedatangan Covid-19. Bukan hanya omnibus law, ada hal lain yang juga sepi pemberitaan dalam keramaian, yaitu kasus Harun Masiku. Kasus Harun menjadi senyap seketika, seolah-olah semuanya baik-baik saja, padahal telah memberikan contoh pendidikan politik yang tidak bermoral serta tidak berakal kepada masyarakat Indonesia. 

Juga kasus Jiwasraya. Kepemimpinan Jokowi sedang ditempa dengan beberapa permasalahan besar. Kualitas Kabinet Indonesia Maju dipertaruhkan dalam penyelesaian setiap masalah yang menerpa Indonesia pada hari ini atau hari yang lain. Kasus virus Covid-19, nilai tukar rupiah, omnibus law cipta lapangan kerja , Jiwasraya, dan Harun Masiku adalah ukuran kualitas dan kapasitas bagi rezim Jokowi. 

 

Ruslan Sudrajat

 


 

Generasi Gadget

GADGET punya banyak manfaat, tapi banyak juga kekurangannya. Gadget membuat seseorang memiliki ketergantungan padanya. Apalagi pada zaman pandemi Covid-19 sekarang, yang membuat siswa dan pekerja libur. Dampak negatifnya adalah mereka makin sering bermain gadget. Radiasi yang terpancar dari gadget akan berpengaruh pada kesehatan mata anak. Jika mereka menggunakannya terlalu lama, ada kemungkinan matanya terkena rabun jauh atau miopi yang mengharuskan penggunaan kacamata pada usia muda. 

Terlebih gadget bisa membuat anak-anak cenderung selalu ingin menggunakannya dan hal ini membuat mereka menjadi tidak produktif. Padahal Indonesia membuat generasi yang produktif dan unggul di bidang masing-masing supaya dapat memajukan bangsa melalui bidang yang mereka tekuni. Selain itu, dalam beberapa tahun lagi, tepatnya pada 2020-2035, sumber daya manusia usia produktif di Indonesia melimpah. Hal tersebut seharusnya membuat Indonesia menjadi lebih berkembang. 

Peran orang tua bisa mengurangi, bahkan menghilangkan ketergantungan anak pada gadget dengan menciptakan suasana rumah yang kondusif dan membuat anak senang berada di rumah. Suasana yang dimaksud adalah suasana harmonis yang diciptakan kedua orang tua. 

Peran guru tidak kalah penting dalam mengurangi ketergantungan anak pada gadget. Terutama pada situasi saat ini, saat anak-anak sedang libur sekolah. Para guru tentu saja diperbolehkan memberikan tugas kepada anak sebagai ganti proses belajar-mengajar di sekolah. Guru bisa menggunakan gadget sebagai media pembelajaran bagi siswa. Harta bisa dicari, pribadi anak susah diperbaiki. 

 

Fadiya Rafiqah Hasanah

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya
Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus