Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Jatayu Air dan Garuda Indonesia

1 April 2001 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

PADA 19 Maret 2001, saya berangkat ke Jakarta dari Yogyakarta menggunakan Jatayu Air. Saya memilih perusahaan penerbangan ini karena tertarik dengan harga tiket yang ditawarkan, di samping ada keinginan mencoba maskapai penerbangan yang masih terhitung baru. Saya berangkat dengan dua anak saya, berusia tiga tahun (seat sendiri) dan enam bulan (dipangku).

Menurut jadwal penerbangan, Jatayu Air berangkat pukul 08.40, sehingga saya datang ke Bandara Adisucipto, Yogyakarta, pukul 08.00. Ketika itu tidak ada pengumuman tertulis apa pun dari Jatayu Air, sehingga saya mengira tidak ada masalah apa-apa dan langsung pergi ke loket check in Jatayu Air. Di situ saya sempat bingung karena tidak terlihat seorang petugas pun, kecuali seorang petugas yang sibuk mondar-mandir seperti kebingungan. Akhirnya, seorang penumpang lainnya memberi tahu saya bahwa penerbangan Jatayu Air pagi itu dibatalkan karena ada kerusakan mesin di Surabaya. Para penumpang akan dialihkan ke penerbangan Garuda Indonesia yang berikutnya bilamana tersedia tempat.

Menurut Jatayu Air, setelah konfirmasi ke Garuda Indonesia, saya bersama anak-anak bisa berangkat dengan pesawat garuda nomor penerbangan GA 209 pukul 14.45. Untuk itu saya memperoleh tiga lembar boarding pass atas nama saya dan anak-anak dengan nomor kursi 8E dan 8F.

Karena masih ada waktu, saya memutuskan pulang dulu, dan baru kembali ke Bandara sekitar pukul 14.00 untuk mengurus bagasi. Saya dan anak-anak menempati kursi bernomor 8E dan 8F. Namun, saya kaget ketika ada dua orang penumpang mempunyai tiket dengan nomor kursi yang sama dengan kami. Boarding pass kami kemudian diminta oleh pramugari untuk dicocokkan. Selang sekitar tiga menit, seorang petugas dari bandara datang dan mengatakan bahwa saya seharusnya ada di penerbangan GA 211 pukul 18.35. Kemudian petugas mempersilakan kami turun dari pesawat saat itu juga. Kontan saya protes dan menolak turun, karena saya merasa berhak terbang dengan GA 209, karena saya sudah diberikan tempat yang dibuktikan dengan boarding pass tersebut. Petugas tersebut meminta maaf, dan mengatakan bahwa info tersebut didapat dari petugas check in dengan alasan pesawat Garuda saat ini penuh.

Beginikah cara Garuda Indonesia meningkatkan mutu layanannya kepada penumpang?

HANI ANINDITA H.
Jalan Cikditiro II/4
Menteng, Jakarta Pusat

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus