Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Menurut Anda, apakah ancaman teroris untuk menyerang Presiden adalah ancaman serius?
11-18 Agustus 2010 |
||
Ya | ||
33,81% | 331 | |
Tidak | ||
61,90% | 606 | |
Tidak Tahu | ||
4,29% | 42 | |
Total | 100% | 979 |
KEPOLISIAN RI menyatakan kelompok yang diduga teroris mengincar peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-65 di Istana Negara, dua hotel, tiga kantor kedutaan besar negara asing, Markas Besar Kepolisian RI, dan Markas Komando Brimob di Cikeru, Bandung.
Kepala Desk Antiteror Kantor Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Ansyaad Mbai memastikan bahwa mereka sanggup menyerang Istana. Namun, menurut pengamat terorisme Wawan H. Purwanto, pernyataan polisi itu masih harus dibuktikan di pengadilan. Hingga kini publik belum mendapat keterangan yang berimbang. ”Saat ini masih sepihak, nanti di pengadilan akan ada tangkisan dari terdakwa,” katanya.
Menurut mayoritas responden, 61,9 persen dari total peserta jajak pendapat Tempo Interaktif pekan lalu, ancaman teroris untuk menyerang Presiden tidak serius. Sebanyak 33,81 persen berpendapat sebaliknya.
”Saya tidak sepaham dengan Abu Bakar Ba’asyir. Tetapi, kalau SBY bilang Istana mau diserang, itu cuma akal-akalan. Cuma untuk meningkatkan rating dia saja, tuh,” ujar Wawan, pembaca Tempo.
Indikator Pekan Depan
Dia menuturkan, langkahnya itu terinspirasi presiden kedua Soeharto, yang bisa memimpin lebih dari dua periode melalui transisi yang dinilainya demokratis. Soeharto menjadi presiden kembali karena dipilih kembali dalam proses pemilihan setiap lima tahun. ”Beda dengan Soekarno, yang mencanangkan presiden seumur hidup. Itu yang salah,” katanya. Pernyataan itu ditanggapi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sehari setelah sang politikus mengeluarkan pernyataan. Berpidato pada Hari Konstitusi, Presiden menyatakan menolak usul itu. Setujukah Anda jabatan presiden tidak dibatasi dua periode? Kami tunggu jawaban dan komentar Anda di www.tempointeraktif.com. |
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo