Kesehatan Jiwa

DUNIA memperingati Hari Kesehatan Jiwa setiap 10 Oktober. Entah disadari entah tidak, ratusan juta manusia di dunia pernah atau sedang mengalami gangguan jiwa, baik ringan, sedang, maupun berat. Banyak penderita, terutama yang tinggal di negara miskin dan berkembang, tidak mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai.

DEPRESI	BIPOLAR	SKIZOFRENIA	DEMENSIA	BUNUH DIRI
Penderita mengalami suasana hati yang buruk, tertekan, sedih, yang berlangsung selama kurun tertentu.	Penderita mengalami perubahan suasana hati yang sangat ekstrem.	Gangguan mental kronis yang mengakibatkan penderita mengalami delusi, halusinasi, pikiran kacau, dan perubahan perilaku.	Gangguan otak yang bersifat kronis, menyebabkan penurunan ingatan dan kemampuan berpikir.	Nomor 2 tertinggi, penyebab kematian orang berusia 15-29 tahun
< 350 juta orang di dunia diperkirakan pernah atau sedang mengalami depresi	< 60 juta orang di dunia menderita bipolar	< 21 juta orang menderita skizofrenia	47,5 juta orang menderita demensia	800 ribu orang melakukan bunuh diri setiap tahun akibat depresi
3,2% prevalensi depresi pada perempuan	75% penderita bipolar mengalami minimal satu gangguan lain, seperti kepanikan berlebih	12 juta orang di antaranya laki-laki	7,7 juta kasus demensia terjadi setiap tahun	75% bunuh diri terjadi di negara miskin
1,9% prevalensi depresi pada pria	25% penderita bipolar mendapatkan pertolongan dari ahli kesehatan jiwa	2-2,5 kali Lebih cepat meninggal dibanding orang normal	60-70% demensia disebabkan oleh alzheimer

Indonesia
6%
penduduk berusia > 15 tahun mengalami gangguan mental

1,7 per 1.000
penduduk menderita gangguan jiwa berat seperti skizofrenia

< 57 ribu
orang pernah atau sedang dipasung

< 20 persen Anak dan remaja di dunia mengalami masalah mental

1/2 dari gangguan jiwa dimulai sebelum usia 14 tahun

76-85% Penderita gangguan jiwa di negara miskin dan berkembang tak mendapat akses pengobatan

30-50% penderita gangguan jiwa di negara maju tak mendapat akses pengobatan

1 : 1 juta - 4 juta, rasio psikiater anak terhadap jumlah penduduk di negara miskin dan berkembang