SAYA ingin mengklarifikasi berita di TEMPO Edisi 16-22 Oktober 2000, halaman 26, berjudul Habis Manis, Matori Dibuang. Dalam tulisan itu ada kalimat, ”….Dia membiarkan Ketua Umum PKB Matori Abdul Djalil hanya menjadi pendengar dalam rapat. ’Biar Arifin Junaidi saja yang memimpin rapat,’ kata Presiden….”
Dalam tradisi Partai Kebangkitan Bangsa, sebagaimana juga di NU, rapat selalu dipimpin oleh sekretaris. Dalam rapat pertama DPP PKB, 6 Oktober 2000, di Hotel Hilton, Jakarta, saya juga yang memimpin rapat. Setelah pembukaan dan pengarahan Ketua Dewan Syura, pimpinan rapat saya serahkan kepada Ketua Umum DPP PKB, H. Matori Abdul Djalil. Begitu pula rapat pada 7 Oktober 2000.
Sementara itu, pada paragraf lain disebutkan, ”….Informasi yang masuk ke Gus Dur mengatakan ada konsesi uang di balik penerimaan anak Baramuli itu,’ kata Arifin Junaidi.” Yang saya katakan pada saat wawancara adalah, ”Gus Dur mengingatkan agar PKB berhati-hati dalam menerima calon anggota yang berindikasi suka ’main uang’ karena bisa merusak PKB. Informasi yang masuk ke Gus Dur, di beberapa daerah ada orang yang ’main uang’ untuk bisa menjadi anggota atau pengurus PKB.”
Z. ARIFIN JUNAIDI
Jakarta
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini