Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Surat Pembaca

Klarifikasi Mantan Dosen Universitas Surya

31 Juli 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Klarifikasi Mantan Dosen Universitas Surya

SAYA, Direktur PT Surepassindo dan mantan dosen Universitas Surya, ingin meluruskan beberapa hal terkait dengan artikel di majalah Tempo edisi 24-30 Juli 2017 berjudul "Kota Pendidikan Tinggal Mimpi".

1. Halaman 64 paragraf ke-3: "Yohanes Surya ingat betul momen itu. 'Waktu itu kami memang mau pindah, tapi investornya gagal membangun….'"

PT Surepassindo bukan investor proyek kawasan kota pendidikan di Tenjo, Bogor, Jawa Barat. Sebagai perseroan yang didirikan oleh Profesor Yohanes Surya, fungsi utama PT Surepassindo adalah membantu Universitas Surya membebaskan lahan bagi para investor yang membeli melalui Yohanes Surya atau bagian marketing Universitas Surya, serta mengurus perizinan. Adapun investor gedung kampus yang dimaksud adalah investor dari dalam dan luar negeri yang terus dijanjikan akan masuk oleh Yohanes Surya hingga hari ini.

Batalnya perpindahan Universitas Surya ke Tenjo bukan lantaran akibat kegagalan pembangunan. Saat itu, lahan, bangunan, dan dukungan dari bank untuk membangun gedung serta dormitory sesuai dengan pesanan Universitas Surya sudah siap. Yohanes Surya sendiri yang tiba-tiba memutuskan untuk tidak menyelenggarakan kegiatan pendidikan Universitas Surya di Tenjo. Penyebabnya, kemampuan kampus mencari calon mahasiswa baru pada tahun ajaran 2016/2017 menurun.

Pembatalan tersebut menyebabkan kami menghentikan pengembangan kawasan untuk mencegah risiko dan kerugian yang jauh lebih besar bagi PT Surepassindo dan para pembeli tanah dan/atau bangunan yang sudah menanam investasi.

2. Halaman 64 paragraf ke-6: "Mereka juga baru mulai berkeliling untuk menggaet calon investor. Keduanya aktif mendekati pengusaha, bahkan menemui calon investor sampai ke Cina."

Saya tidak pernah berinisiatif atau sibuk mencari investor, apalagi sampai menemui calon investor ke luar negeri. Pihak yang paling aktif melakukan kegiatan pemasaran atas kawasan adalah Yohanes Surya.

Peran saya hanya terkait dengan perolehan perizinan dan pembebasan lahan sesuai dengan pesanan yang masuk dan diterima oleh Yohanes Surya dan tim pemasarannya. Saat ini lahan-lahan tersebut sudah tersedia. Bahkan kami sudah melakukan pembebasan tanpa dana dari hasil penjualan yang dilakukan Yohanes Surya.

3. Halaman 64 paragraf ke-9: "Dosen Universitas Surya sendiri juga dibujuk menjadi investor."

Saya tidak pernah terlibat ataupun membujuk dosen-dosen Universitas Surya membeli tanah dan menjadi investor. Pesanan dari para dosen seluas 14,1 hektare sudah ada sebelum saya mengelola PT Surepassindo. Pesanan dilakukan langsung kepada Yohanes Surya sebelum tanah tersedia serta izin lokasi diperoleh pada 2013. Pada akhirnya, saat para dosen meminta pengembalian uang, PT Surepassindo, tempat saya bertugas, akhirnya memikul tanggung jawab, baik menyediakan lahan maupun mengembalikan dana.

Dengan demikian, PT Surepassindo dan saya pribadi menanggung banyak kerugian dari kegiatan Universitas Surya di atas. Di lain pihak, Yohanes Surya tidak menaruh perhatian yang serius atas hal ini dan hanya menebar janji. Janji tertulis di depan para pengacara, untuk pindah ke Tenjo pada Juni dan Juli 2017 ini, belum juga terealisasi. Ini tentu saja sangat merugikan kami. Kami akan menyelesaikan permasalahan ini sesuai dengan hukum yang berlaku.

Syam Surya Syamsi


RALAT

DALAM artikel berjudul "Berburu Bukti ke Luar Negeri" di majalah Tempo edisi 24-30 Juli 2017, tertulis bahwa pemerintah berutang US$ 90 juta atau sekitar Rp 1,2 triliun kepada PT Biomorf Lone Indonesia. Angka tersebut mengutip keterangan Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo. Direktur Biomorf Lone LLC, yang membawahkan PT Biomorf Lone Indonesia, Johannes Marliem, mengatakan utang pemerintah ke perusahaannya US$ 40,8 juta atau sekitar Rp 540 miliar.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus