BERBAGAI peristiwa politik yang terjadi di Tanah Air sekarang ini adalah reaksi dari pengekangan dan pembungkaman hak seseorang untuk berbicara serta arus balik dari tradisi ”asal bapak senang” yang terjadi dalam kurun waktu30 tahun. Tak aneh, kini banyak sekali politisi yang memberikan berbagai komentar terhadap kebijakan pemerintahan Gus Dur yang seyogianya tidak perlu ditanggapi sebelum didapatkan fakta lengkap tentang langkah atau keputusan yang diambil Gus Dur.
Anehnya, sikap tak bisa menahan diri itu justru berasal dari Poros Tengah, barisan paling depan sebagai elite reformis dan pendukung utama Gus Dur hingga terpilih sebagai presiden. Sikap inilah yang memperkeruh situasi politik, sehingga kondisi sosial-ekonomi kita tertekan. Para komentator ini seolah-olah paling benar untuk mereformasi hukum dan kehidupan berdemokrasi di Indonesia.
Karena itu, kami mengimbau peran kaum jurnalis di Indonesia agar lebih kritis dalam memuat berita dari para elite politik yang pandai memanfaatkan media informasi. Di sisi lain, kami bisa mengerti bahwa saat ini kaum jurnalis di Indonesia sedang berpesta dalam kebebasan berpendapat dan menulis berita. Semoga kebebasan pers saat ini tidak berubah menjadi kebablasan pers di kemudian
SURJANDI
52074 Aachen-Germany
[email protected] Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini