Penahanan Syahril Sabirin dalam kasus Bank Bali adalah upaya pencarian kebenaran, terlepas dari nuansa pertarungan elite politik nasional. Sejauh ini, dampak dari kasus ini secara kuantitatif telah membengkakkan biaya rekapitalisasi perbankan yang dibiayai oleh rakyat Indonesia. Jika dibiarkan berlarut, biaya sosial akan semakin membengkak dan potensial mengurangi kemampuan untuk memulihkan krisis ekonomi.
Secara kualitatif, banyak hal penting yang masih tersembunyi di balik kasus itu, terutama berkaitan dengan "kadar kecanggihan" korupsi di negeri ini, untuk mendapatkan kejelasan atas pernyataan pejabat Bank Dunia. Sangat mengerikan jika ada korelasi positif antara pernyataan dan kebenaran yang dapat dibuktikan melalui proses hukum itu.
Beratnya upaya pengungkapan kasus korupsi di negeri ini secara sosiologis linear dengan praktek politik yang amburadul selama ini. Dalam kerangka strategis, jika proses hukum mampu membuktikannya, masyarakat akan tahu siapa "otak" dan apa motivasinya. Bagi Golkar yang dituduh pro-status quo, penyelesaian kasus ini bisa mengangkat citra atau sebaliknya. Dan bagi masyarakat awam, ada harapan untuk mengeliminasi kemungkinan terjadinya "pengadilan jalanan" dan membangkitkan kepercayaan kepada institusi penegak hukum. Singkat kata, ini adalah ujian penting untuk menjawab tantangan reformasi dan mengawali upaya rekonsiliasi nasional jika berakhir positif.
Toto Karyanto
Kebumen, Jawa Tengah
[email protected] Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini