Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Kartun

Kota islam berbau cardeel kota islam berbau cardeel

Pusat penelitian purbakala peninggalan nasional (pus p3n) sedang menggali dan memugar keraton surosowan yang tertimbun tanah selama 16 tahun. bangunan keraton surosowan bergaya belanda. (ils)

16 Juni 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

10 km sebelah utara Kota Serang, tidak jauh dari Mesjid Agung Banten, akan muncul sebuah kraton "baru". Pusat Penelitian Purbakala Peninggalan Nasional (Pus P3N), kini sedang menggali dan memugar Kraton Surosowan yang tertimbun tanah selama 164 tahun. Dengan hati besar, drs. Hasan Muarif Ambary, Kepala Bidang Arkeologi Islam yang memimpin kegiatan ini, berkata: "Nantinya akan terbentuk kembali sebuah bangunan monumental. Seperti sisa-sisa bangunan Kerajaan Romawi Kuno di sekitar Roma." Bala Kambang Untuk itu, beruntung Ambary dan timnya punya arsip yang lumayan lengkap. Ada petunjuk dari Valentijn (1725) dan L. Surrurier (1900), yang telah membuat peta Banten Lama secara terperinci. Kraton Surosowan sendiri, kini telah terwujud lorong-lorongnya tempat perajurit patroli dulu. Juga bekas asrama perwira, Bale Kambang sebagai bangunan utama, berikut tamansari yang dulunya berair mancur. Lantai bawah hampir tampak seluruhnya -- singkatnya wujud kraton semakin jelas. Menurut catatan Belanda, Banten Lama sebagai pusat kesultanan mempunyai tatakota yang teratur. Penduduknya waktu itu -- awal abad 17-34.000 orang. Pelabuhan Internasional Banten juga memiliki pabean, yang kini letaknya di dekat klenteng Cina dan Benteng Spelwijk. Tempat itu pun kini sedang digali. Keramik banyak sekali. Catatan para administrator Belanda memang menyebutkan bahwa sekitar 1602-168, telah diimpor berjuta-juta piring dan guci dari Tiogkok. Apalagi Pulau Jawa ketika itu masih subur loh jinawi, dengan kekuatan barang tukar berupa gading gajah, cula badak, kapur barus dan hasil hutan lain. Sedang hasil keramik barter itu kemudian diekspor kembali ke Eropa. Pantaslah kalau pabean mempunyai peranan yang sangat berarti. Di bawah pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa (1651-1682), Kota Banten mengalami pembangunan menyeluruh. Menggantikan sang ayah, Sultan Abdulmufakhir, Sultan Ageng lebih tegas dan trengginas dalam hal melawan "orang kafir": Belanda. Ada juga riwayat tentang seorang Belanda yang lari dari Batavia untuk minta perlindungan kepada Sultan, dan kemudian masuk Islam. Ia bernama Cardeel. Nah. Cardeel ternyata punya kepandaian dalam hal perkotaan dan arsitektur. Karena itu, Kota Banten menjadi kota Islam dengan langgam arsitektur Belanda. Di Bale Kambang Surosowan misalnya ada air mancur gaya rumah orang Belanda. Di samping Mesjid Agung Banten, ada madrasah yang juga dalam gaya Eropa. Demikian pula Pasanggrahan Tirtayasa, Benteng Kota Inten dan sebagainya. Sultan lantas berkenan melantik Cardeel ini menjadi Pangeran Wiranagara. Banten Lama mengatur pemukiman penduduk menurut bangsanya. Karena itu tidak heran kalau hingga kini ada kampung-kampung Pecinan (untuk Cina), Pekojan (khusus Arab) dan Panjunan (kulit putih). Kerangka Banten 400 tahun lampau itulah yang diusahakan direkonstruksi. 1.250 Kompleks Penggalian direncanakan rampung 1981. Ini kalau tidak bertubrukan dengan hal-hal seperti: di atas lokasi Banten Lama kini telah berdiri kompleks pertokoan moderen. Drs. Teguh Asmar, Kepala Sub Direktorat Pemeliharaan & Perlindungan Proyek Pemugaran Banten Lama, menyatakan untuk 1977/78 mereka kebagian anggaran Rp 10 juta. Tahun berikutnya Rp 25 juta dan tahun mendatang Rp 45 juta. Tapi lingkungan yang sudah berubah itu rupanya yang lebih menyukarkan dari soal anggaran. Orang Arkeologi di Indonesia kini memang sedang girang Pemerintah tampak makin besar minatnya di bidang ini. Di seluruh Indonesia, baru tercatat 1.250 kompleks bangunan kuno yang -- menurut rencana -- akan dipugar. Ini sebagian besar di Indonesia sebelah Barat. Dari jumlah itu, baru sepertiga yang dengan bismillah mulai dikerjakan. "Kami kini justru kekurangan tenaga ahli," demikian Dr. R.P. Suyono, Direktur Kepurbakalaan.Departemen P & K. Jumlah 1.250 kompleks itu tercatat letaknya di 24 propinsi. Banten Lama hanya sebagian, tentu saja. Tapi ia sangat penting ditelusur. Di samping pusat perdagangan yang pada waktunya lebih maju ketimbang Malaka, juga Banten merupakan stasiun penyebaran Islam ke timur.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus